BANGKALAN, koranmadura.com – Warga Kecamatan Kokop, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, mengaku bingung saat ingin menanam benih padi. Pasalnya, hal itu disebabkan kelangkaan pupuk urea di wilayahnya.
“Saya cari pupuk yang biasa digunakan, merk urea sudah tidak ada di Kokop sampai saya bingung,” kata Amar, salah seorang warga setempat, Rabu, 4 Oktober 2020.
Bukan hanya pupuk subsidi, pupuk non subsidi pun sudah langka. Sehingga, keresahan tersebut juga dialami oleh tetangga-tetangganya yang ingin membeli pupuk non subsidi.
“Bukan hanya saya, tetangga saya di Kokop juga resah, karena agar hasil tanaman bagus harus dipupuk,” ucapnya.
Amar dan petani yang lain hanya melakukan penanaman padi tanpa menggunakan pupuk. Soal hasil, pihaknya mengaku pasrah.
“Jika tidak menanam kan eman, soalnya sudah waktunya musim hujan ini,” ucapnya.
Sementara, Kasubbag Perencanaan dan Evaluasi Dispertahorbun Bangkalan Chk Karyadinata menyampaikan, ketersediaan pupuk subsidi di kota dzikir dan shalawat dipastikan tidak langka.
“Karena kami sudah menyediakan 19 ribu ton pupuk urea, lebih banyak dari pada tahun sebelumnya,” kata Chk, sapaan akrabnya.
Kenapa terkesan langka, karena proses penebusan pupuk subsidi berbeda dengan tahun sebelum-sebelumnya. Saat ini, harus menggunakan kartu tani dengan mengisi form yang disediakan.
“Saat ini harus memiliki kartu tani, lalu cara menebusnya mengisi form yang disediakan oleh pihak kios,” ucapnya.
Disinggung soal pupuk non subsidi, Chk menyampaikan, hal tersebut sudah ranahnya pihak kios. Karena, menurut alasan dari pemilik kios khawatir tidak laku. Sedangkan harganya cukup mahal untuk membelinya.
“Ngakunya ke kami karena takut tidak laku. Belinya mahal, modal kurang jadi sedikit yang menyediakan pupuk non subsidi,” tutupnya. (MAHMUD/ROS/VEM)