Penulis : Subhan Nofemri
Staf ahli DPRD Kab. Sumenep
Debat Pilkada Kabupaten Sumenep antara pasangan Calon Nomor Satu Achmad Fauzi- Dewi Khalifah berhadapan dengan Calon Nomor Urut Dua Fattah Jasin makin memberikan keyakinan masyarakat Sumenep, siapa yang layak memimpin periode ke depan. Sangat jelas perbedaan keduanya baik dari interaksi komunikasi, retorika maupun konten atau materi debat.
Secara terbuka tampilnya Achmad Fauzi dalam debat sendirian yang paling penting tentu saja menegaskan kesiapan lahir dan batin. Sehat jasmani dan ruhani. Ini sekaligus menepis isu yang disebarkan orang yang tidak bertanggungjawab bahwa Achmad Fauzi sedang sakit. Ternyata dia tampil gagah dan sangat meyakinkan.
Ketakhadiran Nyi Eva, panggilan akrab Dewi Khalifah, yang sedang melaksanakan iddah tak kalah penting memberikan keyakinan ketaatan keislaman pasangan nomor urut satu. Sebelumnya sempat beredar isu bahwa Nyi Eva demi kepentingan politik tidak peduli dengan pelaksanaan fiqih iddah dan akan memaksakan tampil ke publik. Namun ternyata terbukti Nyi Eva sangat taat menjalankan fiqih paling kuat yaitu iddah setelah meninggalnya sang suami tercinta KH. Syafraji. Ini menegaskan betapa pasangan nomor urut satu itu sangat taat menjalankan ajaran agama Islam, sebagaimana masyarakat Sumenep pada umumnya, yang sangat terkenal religius.
Dari penampilan debat dalam interaksi dan komunikasi, terlihat keunggulan Achmad Fauzi. Padahal Achmad Fauzi tampil sendirian tanpa pasangannya yang sedang menjalankan kaidah fiqih iddah. Tampil sendiri ternyata sama sekali tidak memperlihatkan kegugupan. Ia bahkan terlihat justru lebih percaya diri dibanding lawannya.
Secara akal sehat, karena sendiri harusnya Achmad Fauzi, kebingungan atau kikuk. Apalagi yang dihadapi pasangan lengkap, berdua, yang tentu saja mempermudah saling mensupport data misalnya. Atau membantu saling memberikan masukan.
Ternyata semua kekhawatiran bukan hanya tidak terbukti. Lebih mengejutkan lagi Achmad Fauzi yang sendirian menghadapi pasangan nomor urut dua, justru memperlihatkan keunggulan dan kematangan dalam berinteraksi serta berkomunikasi. Ia yang sendirian saja begitu piawai menghadapi pasangan nomor urut dua. Apalagi jika pasangannya Nyi Eva, mendampingi. Hampir dipastikan akan makin terlihat kualitas pasangan nomor urut satu itu.
Paparan pemikiran Achmad Fauzi jelas, runtut, sistematis dan konsepsional serta bervisi ke masa depan. Mudah dipahami siapapun. Termasuk kalangan generasi milineal niscaya akan ‘asyik’ menangkap gagasan-gagasan brilyannya untuk kepemimpinan Sumenep mendatang.
Pertanyaan-pertanyaan panelis dijawab singkat, padat serta sistematis. Mudah dipahami karena tidak berputar-putar dan ngelantur ke sana kemari. Jawaban dan pertanyaan ditangan Achmad Fauzi seperti cangkir dan tutupnya: klop, pas.
Salah satu pertanyaan menarik dari panelis kepada Achmad Fauzi tentang bagaimana mengatasi problem kepulauan seperti persoalan transportasi dan kecenderungan masyarakat kepulauan di Sumenep, yang lebih berakvitas ekonomi dengan wilayah lebih dekat. Jawaban Achmad Fauzi sangat solutif serta praktis.
Achmad Fauzi memberikan solusi jangka panjang dan pendek. Sebuah pemikiran yang menggambarkan kesungguhan penyelesaian kekinian dan pemikiran panjang ke masa depan. Ini memberikan gambaran Achmad Fauzi memahami kebutuhan masyarakat kepulauan kekinian dan bagaimana menyongsong era mendatang.
Siapapun yang mengedepankan pikiran jernih akan dapat melihat kesiapan Achmad Fauzi dalam memimpin Kabupaten Sumenep, periode mendatang. Kemampuan interaksi dan komunikasi walau sendiri menghadapi pasangan nomor urut dua, penguasaan masalah, serta konsepsi-konsepsi yang akan dilakukannya, makin meyakinkan masyarakat Sumenep, untuk memberikan kepercayaan kepadanya.
Ia terlihat jelas sangat siap lahir batin serta konsepsi bagaiamana melayani dan membawa Kabupaten Sumenep menjadi jauh lebih baik. Insya Allah.