SAMPANG, koranmadura.com – Minim pengarsipan jejak sejarah yang terjadi di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat mendesak pemerintah untuk menelusuri arsip dokumen sejarah yang diyakininya masih berada di Negara Belanda.
Anggota Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (Fraksi PPP) DPRD Sampang, Dedy Dores menyampaikan, perjalanan sejarah bangsa indonesia tidak lepas dari penjajahan Negara Belanda. Menurutnya, saat Belanda menjajah ke Indonesia tidak hanya merampas hasil bumi melainkan berbagai arsip dan data-data bernilai seharah juga ikut dibawanya. Dari berbagai sumber yang didapatinya, ada yang menjelaskan bahwa banyak arsip sejarah bangsa Indonesia yang disimpan di salah satu Universitas di wilayah Den Haag, Belanja untuk dipelajari.
“Sehingga kami meyakini, arsip jejak sejarah yang terjadi di Sampang juga ada di sana. Termasuk sejarah berkaitan dengan Pangeran Trunojoyo Sampang. Bahkan, arsip tersebut menjadi mata kuliah di Leiden University Belanda,” ujar politisi PPP asal Sokobanah ini, Jumat, 25 Desember 2020.
Lanjut Dedy membeberkan, terdapat beberapa sejarah di Kabupaten Sampang yang masih menuai perdebatan. Di antaranya acuan dalam penetapan hari jadi Sampang. Beberapa ahli sejarah memiliki perbedaan pendapat karena usianya yang masih muda dibandingkan dengan Kabupaten Bangkalan dan Pamekasan.
“Sampai sekarang acuan penetapan Hari jadi Kabupaten Sampang masih terjadi silang pendapat,” katanya.
Tidak hanya soal acuan hari jadi, pria berkacamat ini menyatakan, keberadaan Pangeran Trunojoyo juga menjadi silang pendapat. Beberapa informasi menyebutkan Pangeran Trunojoyo disebut sebagai pemberontak. Namun di beberapa sumber pula menyebutkan Pangeran Trunojoyo merupakan pahlawan yang menentang keberadaan VOC Belanda.
“Memang butuh biaya untuk menelusuri dan mengembalikan arsip yang ada di Belanda. Makanya saya sampaikan ke Pemkab untuk mengupayakan data di belanda di bawa pulang ke sampang. Jika arsip jejak sejarah Pangeran Trunojoyo sudah dimiliki, maka akan jelas untuk diakui sebagai salah seorang pahlawan bangsa,” pintanya.
Menanggapi hal itu, Bupati Sampang Slamet Junaidi akan mencari tahu arsip-arsip yang berkaitan Kota Bahari. Pihaknya akan menugaskan OPD terkait untuk kordinasi ke Belanda guna untuk mempelajari secara utuh rentetan sejarah yang pernah terjadi di Kabupaten Sampang.
”Yang jelas kita akan terus berupaya bagaimana menjadikan Pangeran Trunojoyo sebagai pahlawan. Tentunya, kita harus koordinasi dulu dengan pihak-pihak terkait,” pungkasnya. (MUHLIS/ROS/VEM)