SAMPANG, koranmadura.com – Terus diguyur hujan hingga larut malam, debet air dari wilayah utara Kecamatan Kedungdung, kini terus mengalir ke wilayah perkotaan Sampang, Madura, Jawa Timur, Rabu, 9 Desember 2020.
Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Misbahul Ulum, Desa Kamoning, Abdur Rouf menyatakan, luapan air sungai mulai memasuki pekarangan hingga masjid ponpes sekitar pukul 18.00 wib. Akan tetapi kondisi ketinggian air hingga pukul 22.15 wib sudah mencapai lutut orang dewasa dan mencapai perut anak-anak.
“Banjir saat ini sepertinya lebih tinggi sekarang karena sudah meluber ke langgar. Biasanya kalo banjir sebelumnya tidak sampai ke langgar. Kalau kedalaman di halaman masjid sudah setinggi paha orang dewasa. Kalau di rumah sudah masuk,” katanya.
Sementara ini, lanjut Abdur Rouf mengaku belum ada petugas pemerintah yang memasuki ke daerahnya.
“Belum ada bantuan, karena belum ada petugas ke sini,” ungkapnya.
Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang, Anang Joenaidi membenarkan jika debet air sungai di daerah Kecamatan Kedungdung sudah mengalir ke daerah Kecamatan kota Sampang. Akibatnya ada tiga desa dan satu kelurahan di Kecamatan Sampang menjadi daerah terdampak di antaranya Desa Banyumas, Pangelen dan Kamoning.
“Di Desa Kamoning memang luapan sungai di sana meninggi karena saat ini air yang dari Kecamatan Robatal, Kedungdung dan Karang Penang menurun serta sudah mengalir menuju ke hilir. Sehingga Desa Pangelen dan Kamoning menjadi tinggi mencapai kurang lebih 50-60 senti meter,” katanya. Muhlis
Untuk penanganannya, Anang Joenaidi mengaku, selain membantu proses evakuasi warga yang hendak mengungsi ke keluarganya yang aman dari genangan, petugas dari, BPBD, TNI dan Polri juga membantu menyalurkan bantuan sembako.
“Kalau evakuasinya, warga mengungsi ke rumah famili mereka yang tidak terdampak genangan,” pungkasnya. (MUHLIS/ROS/VEM)