PAMEKASAN, koranmadura.com – Anggota DPR RI Dapil XI Madura, MH Said Abdullah menggelar sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan Bersama Tokoh Masyarakat, Minggu, 6 Desember 2020.
Sosialisasi Empat Pilar yang diselenggarakan di Cafe dan Resto Almuna, Jl Pintu Gerbang, Pamekasan tersebut menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
Hadir pada acara ini Ketua PC NU Pamekasan, KH.Taufik Hasyim, Ketua dan Komisioner KPU Pamekasan, Ketua dan Komisoner Bawaslu Pamekasan, dan ratusan tokoh masyarakat.
Dewan Pakar Said Abdullah Institute (SAI), Nadi Mulyadi menyampaikan salam permohonan maaf dari MH Said Abdullah yang tidak bisa hadir, karena ada agenda penting yang tidak bisa ditinggalkan.
“MH. Said Abdullah menugaskan Ketua SAI Pamekasan Taufadi yang hadir di tengah-tengah kita hari ini,” kata Nadi Mulyadi.
Materi Empat Pilar dipaparkan ketua PCNU Pamekasan KH. Taufik Hasyim. Menurutnya, UUD 1945, Pancasila, NKRI, dan Bhineka Tunngal Ika harus dipertahankan, karena sejak Indonesia merdeka, empat pilar ini terbukti cocok, aman, ampuh, dan terbukti sesuai dengan budaya.
“Empat pilar ini warisan dari para leluhur kita, harus dipertahankan,” kata KH. Taufik Hasyim.
Pengasuh Pondok Pesantren Bustanul Ulum, Sumber Anom, Angsanah, Pamekasan tersebut, juga memaparkan tantangan merawat empat pilar, pertama tantangan dari luar negeri yang dikenal dengan globalisasi.
“Tantangan luar negeri adalah budaya yang masuk ke Indonesia, kita tidak perlu jelaskan bagaimana teori kapitalisme dan dampaknya, kita sudah tahu semua, maka dari itu empat pilar ini diwariskan kepada anak-anak kita agar mereka tahu warisan leluhur bangsa Indonesia,” ungkapnya.
Tantangan kedua menurut KH. Taufik Hasyim, datang dari kalangan kelompok-kelompok inteoleran, kelompok yang menganggap dirinya paling benar.
“Yang paling parah, kelompok yang tidak sama dengan dirinya langsung dihakimi, sah untuk dibunuh dan sebagainya, ini yang paling membahayakan,” terangnya.
“Maka solusinya, sesuai apa yang disampaikan Soekarno (Presiden pertama Republik Indonesia), bahwa kalau kita menjadi orang Islam tetaplah menjadi orang Indonesia, jangan jadi orang Arab, Kita menjadi kristen tetaplah menjadi orang Indonesia, jangan jadi orang Eropa, kita menjadi hindu buda, tetap jadi orang Indonesia, jangan jadi orang india, kan begitu,” terangnya.(RIDWAN/ROS/VEM)