SAMPANG, koranmadura.com – Sempat terjadi penolakan oleh warga di Dusun Gedding Laok, Desa Blu’uran, Kecamatan Karang Penang, jenazah Hatimah (90), ibu lansia eks warga syiah yang tinggal di pengungsian, Jemundo, Sidoarjo, kini mulai diterima untuk dimakamkan di kampung halamannya, Kamis, 14 Januari 2021.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Sampang, Anang Joenaidi membenarkan bahwa hari ini ada warga eks syiah Sampang yang tinggal di pengungsian Sidoarjo, meninggal dunia. Dikatakannya, jenazah atas nama Hatimah hendak dikuburkan di kampung halamannya, namun sempat terjadi penolakan. Akan tetapi, setelah dilakukan koordinasi dengan berbagai pihak seperti, tim lima Desa Blu’uran dan Kepala Desa setempat dan pihak lainnya, kemudian jenazah diterima untuk dikebumikan di kampung halamannya.
“Alhamdulilah sudah diterima oleh warga. Memang tadi sempat terjadi penolakan oleh warga setempat,” ujarnya.
Anang Joenaidi menyampaikan, penolakan warga yaitu masih ingin memastikan warga eks syiah yang berirkar bersama Ustad Tajul Muluk benar-benar menjalankan ajaran Ahlus Sunnah Wal Jamaah (Sunni). Oleh karenanya, warga meminta kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan kesepakatan usai berirkrar.
“Salah satu kesepakatannya yaitu, warga meminta pemkab bersama ulama Sampang untuk melakukan pendampingan dakwah kepada eks warga syiah yang sudah berikrar, agar para eks warga syiah memperdalam lagi ibadah sunni dan benar-benar menjalankan ibadah Sunni. Itulah yang kemudian menjadi keberatan dan titik tekan sebelumnya,” katanya.
Lanjut Anang sapaan akrabnya menyatakan, keinginan warga tersebut diakuinya sudah diprogramkan oleh pemerintah daerah. Namun program tersebut masih berproses, sebab masih dalam tahapan koordinasi ke semua pihak.
“Program kegiatan itu ada, mungkin minggu depan bapak bupati maupun para ulama punya jadwal pendampingan dakwah ke sana, artinya permintaan warga sudah proses. Nah permintaan warga itu kalau dilakukan, maka warga akan menerima. Berhubung masih proses, kami minta legowonya agar satu jenazah ini diterima untuk dimakamkan di kampung halamannya. Alhamdulillah warga menerima, karena memang permintaan warga masih proses,” jelasnya.
Ditanya sakit apa, Anang menyebut meninggalnya Ibu Hatimah dikarenakan sakit menua.
“Kalau informasi dari keluarga yang disana, ibu Hatimah meninggal karena sakit menua,” pungkasnya. (MUHLIS/ROS/VEM)