PAMEKASAN, koranmadura.com-Sejumlah pemuda yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Peduli Rakyat (Alpart) Pamekasan, Madura, Jawa Timur, mendatangi Kantor Pemkab setempat, Selasa, 12 Januari 2021.
Mereka melakukan aksi demo dalam rangka menuntut Ketua Tim Kordinasi (Timkor) BPNT Kabupaten, Totok Hartono memundurkan diri kerena dinilai gagal menyelasaikan persoalan BPNT di Kecamatan Kadur.
Diketahui persoalan BPNT (Bantuan Pangan Non tunai) di Kecamatan Kadur. Di antaranya, agen e-warung tidak memiliki toko tetap dan masalah pemaketan yang dilakukan oleh agen tidak boleh dilakukan kecuali permintaan dari KPM.
Kemudian beras yang dijual kepada KPM tidak jelas asal usulnya baik dari merk, UUD, beratnya, standarnya dan semacamnya. hal tersebut dinilai tidak sesuai dengan Pedoman Umum (Pedum).
Korplap Alpart, Basri mengatakan dewan sudah merekomendasikan ketua tim untuk menyelesaikan persoalan BPNT tersebut. Namun sampai saat ini belum jelas penyelesaian tersebut.
“Silahkan mundur (sebagai Ketua Timkor), karena tidak bisa mengevaluasi, karena sekda masih belum melaksanakan tugas kesepakatan bersama hasil audensi waktu itu di kantor Dewan,” tegas Basri.
Sementara itu, Ketua Timkor melalui Kasi Penanganan Fakir Miskin, Moh Sukkur mengklaim sudah melakukan tindak lanjut mengenai tuntuntan tersebut.
“Timkor telah mengirim surat permintaan audit kepada pengawas aparat intern untuk memastikan pelanggaran penyaluran sembako di Kecamatan Kadur, kemudian timkor Pamekasan, bersama tim pemantau dan lainnya melakukan langkah- langkah e warung Kecamatan Kadur dengan berkordinasi dengan kecamatan kadur,” kata Sukkur.
Kemudian, setelah dilakukan evaluasi dan ternyata ditemukan ada 24 temuan agen e- warung yang menyalurkan sembako yang tidak sesuai dengan pedoman umum dan bulan Agustus 2020 ditemukan pemaketan 16 agen kepada KPM.
“Setelah itu dilakukan pembinaan kepada seluruh agen, dan untuk membuat pertanyaan tertulis untuk tidak melanggar pedoman umum, pada penyaluran berikutnya,” paparnya. (SUDUR/ROS/VEM)