SAMPANG, koranmadura.com – Vaksinasi Sinovac sebagai upaya pemutus mata rantai penyebaran Covid-19, mendapat respon dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di berbagai daerah termasuk di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.
Ketua IDI Cabang Kabupaten Sampang, Indah Nur Susanti menyampaikan, pihak IDI menegaskan dan mendukung dilakukannya vaksinasi. Hal itu diungkapkan setelah Vaksin Sinovac mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait kelaikan berupa keamanan dan kelayakan vaksin berupa efikasi.
“Kami mendukung vaksinasi warga Indonesia terhadap Covid-19, termasuk kepada warga Sampang,” ujarnya, Rabu, 27 Januari 2021.
Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Banyuanyar ini juga telah menyampaikan kepada kurang lebih 126 dokter di wilayahnya untuk ikut serta dan menjadi orang yang pertama divaksin.
“Kalau kesiapan dokter, karena dokter juga sebagai vaksinator, mereka sudah dilatih di Fasilitas kesehatan (Faskes) yang akan melakukan vaksinasi. Jadi di 22 Puskesmas itu sudah siap dilakukan vaksinasi,” akunya.
menyikapi soal persepsi masyarakat yang masih takut untuk divaksin, pihaknya mengaku kemungkinan masyarakat terlebih dahulu mendapat informasi yang salah terhadap vaksinasi. Pihaknya tidak mengelak jika suksesi vaksinasi Sinovac saat ini cukup berat karena harus menghadapi masyarakat yang telah terlanjut percaya terhadap informasi yang salah terkait efektifitas maupun keamanannya.
“Makanya dilakukan vaksinasi terhadap nakes terlebih dahulu. Nanti masyarakat akan melihat dengan sendirinya. Sehingga mungkin usaha kami menyadarkan masyarakat akan menjadi ringan,” katanya.
Sepengetahuannya, kandungan Vaksin Sinovac berisi virus corona yang dimatikan (inactive), sehingga menurutnya, vaksin tersebut aman untuk badan. Sebab bagaimanapun virus yang sudah mati tidak akan hidup kembali.
“Sama dengan penderita Covid-19, setelah beberapa lama itu masih ada virus mati di badannya, toh lan tidak masalah. Jadi menurut saya, sejauh ini masih cukup aman untuk vaksin ini, karena sebelumnya juga sudah dilakukan uji coba,” paparnya.
Jadi rekomendasi usai divaksin, dokter Indah sapaan karibnya memaparkan, tidak serta merta orang yang telah divaksin kebal 100 persen, melainkan masih butuh proses untuk pembentukan antibodi. Selain itu, efikasi vaksin pertama di badan belum cukup tinggi, sehingga masih perlu dilakukan vaksin kembali atau di booster.
“Makanya tetap perhatikan dan jangan dilupakan protokol kesehatan, karena itu paling utama. Dan vaksin sendiri upaya sebagai membentuk kekebalan. Yang berpotensi paling banyak mencegah yaitu menggunakan masker, jaga jarak dan cuci tangan,” tegasnya.
Sekadar diketahui, sebanyak 1.480 fial vaksin Sinovac telah tiba dari Provinsi Jawa Timur ke Kabupaten Sampang. Ribuan vaksin itu dicanangkan akan dilakukan vaksinasi terhadap kalangan Forkopimda dan Influenzer serta untuk 2.572 Tenaga Kesehatan di 22 tempat pelayanan kesehatan. Pada Rabu, 27 Januari 2021, sebagian vaksin tersebut telah di droping ke puskesmas dengan pengawalan ketat oleh pihak keamanan TNI/Polri. (MUHLIS/ROS/VEM)