SAMPANG, koranmadura.com – Terdapat delapan kriteria kebencanaan yang berpotensi terjadi di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, selain banjir.
Hal itu diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang, Asroni saat menghadiri acara diskusi bersama Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) setempat di kantor Fatayat NU, Sabtu, 9 Januari 2020.
“Bukan hanya soal banjir, di Sampang itu ada delapan macam potensi kebencanaan,” ujarnya.
Asroni membeberkan, delapan potensi kebencanaan yang terdapat di kabupaten Sampang di antaranya cuaca ekstrem, puting beliung, longsor, banjir, kekeringan, banjir rob, tsunami dan abrasi. Dari beberapa potensi kebencanaan tersebut, pihaknya telah melakukan berbagai upaya baik pencegahan, mitigasi dan kedaruratan. Maka dari itu, pihaknya mengaku mengapresiasi terbentuknya sebuah forum kebencanaan di wilayahnya yang di dalamnya berisi berbagai elemen.
“Keberadaan FPRB kami sambut positif dan harus kami berikan dorongan semangat. Sebab keberadaan relawan kebencanaan ini akan meringankan beban pemerintah daerah dan masyarakat. Nanti kami akan koordinasikan dengan OPD lain untuk mensupport kegiatan FPRB,” katanya.
Pihaknya berharap, keberadaan relawan dengan berbagai latar profesi, potensi kebencanaan di wilayahnya diharapkan dapat dikurangi dan diminimalisasi.
Sementara Sekjen Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Jatim Darmanto menyatakan, fungsi keberadaan forum tersebut dikatakannya lebih mendorong, memotivasi dan menggerakkan unsur penta helik (lima unsur) yang berbeda-beda yaitu di antaranya dari unsur dunia pemerintahan, akademisi, masyarakat, media, maupun pengusaha agar bergerak bersama-sama dalam upaya pengurangan risiko bencana. Di sampang sendiri, dikatakannya bencana yang kerap terjadi yaitu banjir dan kekeringan yang menurut hematnya disebabkan karena lahan hutan yang menggundul dan keberadaan sampah yang menumpuk. Sehingga saat musim kemarau seringkali terjadi kekeringan dan sebaliknya ketika musim penghujan terjadi banjir.
“Memang setiap daerah ancaman bencananya berbeda-beda, termasuk di sampang sendiri yang kerap terjadi banjir dan kekeringan. Tadi disebutkan ada delapan potensi bencana yang ada di Sampang. Dan mungkin pandemi Covid-19 masih belum dimasukan ke dalam potensi bencana. Nah kami berikan motivasi kepada FPRB kabupaten/kota bahwa ancaman bencana yang sudah teridentifikasi, itu bisa dilakukan pencegahan. Jika tidak bisa dicegah, ya upaya mitigasi harus dimaksimalkan,” tegasnya.
Berdasarkan penilaiannya, Mbah Darmo sapaan akrab Darmanto menyatakan, melihat kultur budaya masyarakat di Kabupaten Sampang, yang masih erat ikatannya terhadap tokoh agama, maka perlu diperkuat kembali upaya mitigasi spiritual.
Pantauan koranmadura.com, tidak hanya diakusi, FPRB jatim dan Sampang bersama Kepala BPBD dan Bakesbangpol setempat juga melakukan bagi-bagi masker ke pengendara di jalan Makbul dan melakukan penanaman pohon sengon serta pembagian sembako. (MUHLIS/ROS/VEM)