PAMEKASAN, koranmadura.com – Bahasa Madura terancam punah, ada dua faktor yang diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Akhmad Zaini.
Pertama karena tidak ada guru mata pelajaran bahasa Madura, baik tingkat SD maupun SMP.
Kedua, saat ini siswa dan masyarakat umum lebih memilih menggunakan bahasa Indonesia, terutama di wilayah kota.
Kendati itu, Zaini merasa kesulitan melestarikan bahasa Madura. Apa lagi, tidak ada satu pun perguruan tinggi membuka jurusan Bahasa Madura atau sastra Madura.
“Bahasa Madura ini warisan nenek moyang yang harus dilestarikan,” kata Zaini, Jumat, 19 Februari 2021.
Zaini mengaku juga kesulitan mencari guru bahasa Madura sesuai kemampuan akademik, selama ini yang mengajar adalah guru yang memiliki kemampuan khusus, bukan akademik.
“Kemampuan akademik dan kemampuan khusus berbeda ya, kalau kemampuan akademik itu mengajar sesuai dengan ijazahnya, tetapi kalau kemampuan khusus meskipun sarjana umum mempunyai kemampuan di bidang tertentu. Misalnya, bahasa Madura,” terangnya. (RIDWAN/ROS/VEM)