Oleh: MH. Said Abdullah*
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban agak berang ketika Bloomberg menyatakan Indonesia butuh waktu sepuluh tahun untuk menuntaskan vaksinasi. “Itu meremehkan kemampuan Indonesia,” tegas Zubairi.
Penanganan vaksinasi di Indonesia berjalan baik. Diyakininya, pemerintah mampu merampungkan vaksinasi nasional sesuai target waktu.
Pernyataan dan penegasan tokoh yang juga Ketua Dewan Pertimbangan PB IDI itu penting sebagai pendorong semangat. Optimisme memang seharusnya dibentangkan dan ditegaskan serta diupayakan kerja keras. Bukan malah bersikap sebaliknya. Apalagi vaksinasi menyangkut aktivitas massal melibatkan hampir 200 juta rakyat negeri ini.
Tentu, optimisme harus pula ditunjukkan dengan bukti kongkret kerja keras dan efektifitas kinerja seoptimal mungkin.
“Pemerintah sudah memesan 426 juta dosis vaksin dari empat perusahaan dan negara yang berbeda,” kata Jokowi dalam acara yang dihelat Yakoma PGI, Senin, 25 Januari 2021 lalu.
Pemerintah, lanjut Jokowi, telah menyiapkan 30.000 vaksinator, 10.000 Puskesmas dan 3.000 rumah sakit. Seluruhnya siap mendukung pelaksanaan vaksinasi kepada sekitar 184 juta rakyat.
Badan Anggaran DPR secara sangat serius terus berupaya memberikan dukungan konstruktif kepada pemerintah agar vaksinasi berjalan sangat cepat. Banggar DPR menyadari nilai strategis percepatan dan keberhasilan vaksinasi. Dari titik inilah kebangkitan ekonomi Indonesia diharapkan dimulai.
Secara obyektif kondisi fondasi ekonomi nasional sangat baik. Musibah pandemi Covid-19 lah yang menjadi faktor utama ketersendatan perkembangan ekonomi belakangan. Karena itu mengembalikan kondisi ekonomi menuju rel kebangkitan tiada lain harus konsentrasi terhadap penanganan pemutusan pandemi yang salah satunya, pelaksanaan vaksinasi, disamping tetap melaksanakan protokol kesehatan.
Karena itu, selayaknya seluruh lapisan masyarakat, tanpa kecuali mengarahkan pikiran dan energi pada upaya pemutusan pandemi. Perlu sikap arif dan bijaksana untuk memprioritaskan pada tingkat sangat urgen penyelesaian apapun menyangkut pengendalian dan penghentian pandemi.
Menarik menyaksikan Negeri Inggris dalam berjuang mengatasi pandemi. Negeri yang masyarakatnya mayoritas beragama Kristen Anglikan tidak segan-segan mengajak komponen minoritas muslim demi percepatan pemutusan pandemi. Semua potensi dikerahkan.
Beberapa pekan lalu, pemerintah setempat mendorong dan mengajak para pemuka agama Islam untuk turun memberikan motivasi pelaksanaan vaksinasi. Para imam masjid di sana diharapkan ikut serta aktif memberikan sosialisasi dan motivasi tentang nilai penting vaksinasi.
Sebuah masjid di Birmingham, menjadi pusat vaksinasi Covid-19 pada akhir Januari lalu dan Imam Masjid Syekh Suliman Gani, di Croydon, menjadi orang pertama yang divaksin, sebagaimana dikutip banyak media.
Di negeri ini Ormas Islam terbesar NU dan Muhammadiyah serta ormas lain telah memberikan dukungan pelaksanaan vaksinasi. Ini memberikan keyakinan pelaksanaan vaksinasi massal dapat berlangsung lebih cepat sehingga muncul herd immunity agar risiko penyebaran Covid-19 dan kegiatan ekonomi akan sepenuhnya kembali normal dan bangkit.
Optimisme, kata ungkapan arif, separuh perjalanan mencapai keberhasilan. Kerja keras menjadi bagian penting lainnya. (*)
*Ketua Banggar DPR RI.