SUMENEP, koranmadura.com – Sejumlah pohon mangrove disepanjang pelabuhan Desa Banbaru, Pulau Giliraja, Kecamatan Giligenting, Sumenep, Madura, Jawa Timur ditebang.
Sahrul Gunawan salah satu warga Pulau Giliraja menyayangkan aksi penebangan tersebut. Karena dapat merusak lingkungan.
“Sangat disayangkan penebangan itu, mestinya itu dirawat bukan malah ditebang seperti ini,” katanya pada media ini.
Jika ditebang kata dia maka akan terjadi pengrusakan lingkungan. Apalagi, kata dia tahun 2019 lalu salah satu pagiat lingkungan melakukan penanaman bibit mangrove. “Lah ini yang besar dan sudah hidup malah ditebang,” jelas dia.
Syahrul meminta pemerintah desa untuk ikut andil menangani persoalan aksi penebangan ini. “Pihak desa juga harus turun tangan, jangan sampai persoalan serupa terjadi kembali dikemudian hari. Ayo sama-sama menjaga lingkungan agar tetap asri,” jelas dia.
Dikonfirmasi terpisah Kepala Desa Banbaru Zainal membenarkan adanya penebangan pohon mangrove. Namun, pohon mangrove yang ditebang bukan yang ada di pinggir pantai, melainkan yang ada dipinggir jalan atau saluran air.
“Penebangan itu atas dasar permintaan warga,” kata Zainal saat dikonfirmasi melalui sambungan teleponnya.
Sebab, sambung Zainal jika pohon mangrove itu tidak ditebang akan mengganggu terhadap saluran air. Saat hujan deras saluran air dari rumah penduduk tersumbat, sehingga air hujan mengalir ke rumah penduduk termasuk lahan pegaraman milik warga.
“Kalau yang ada di pantai tetap kami rawat, itu untuk menjaga kelestarian alam, termasuk terjadinya abrasi,” tegas pria yang akrab disapa Sigit itu. (JUNAIDI/ROS/VEM)