BANGKALAN, koranmadura.com – Perpustakaan Desa di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, masih bisa dibilang sedikit. Pasalnya, hingga tahun 2021, menurut data Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) setempat, dari total 273 desa, hanya 23 di antaranya yang sudah memiliki perpustakaan.
Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan DPK Bangkalan Yuyun Fajar Novela menyampaikan, pengembangan perpustakaan desa bisa dikelola dengan anggaran dana desa (DD). Namun demikian, pihaknya mengaku tidak memiliki wewenang dalam pelaksanaannya.
“Semestinya harus ada, jika dari dana desa tapi kami tidak bisa ikut campur,” kata Yuyun, sapaan akrabnya, Rabu, 31 Maret 2021.
Baca: Bangkalan Minim Perpustakaan Desa, Mengapa?
Menurut Yuyun, setiap desa semestinya harus ada perpustakaan. Idealnya, satu desa satu perpustakaan. Mengingat lanjut dia, minat baca masyarakat kabupaten paling barat di Pulau Madura ini masih cukup rendah di tingkat Jawa Timur. yaitu indeks 2,78.
“Jika tidak disediakan di setiap desa, sulit untuk meningkatkan minat baca. Karena pusat perpustakaan daerah juga jauh dari pedesaan,” katanya.
Sejak pandemi virus Corona, pembinaan perpustakaan desa masih dinonaktifkan. Selain karena anggaran yang cukup kecil, juga kebijakan pemerintah terkait stay at home (berdiam diri di rumah), menjadi kendala untuk turun ke bawah (Turba) memberikan semangat minat baca.
Dilanjutkn oleh Yuyun, membaca buku juga tidak harus di ruang baca saja. Namun, pihaknya mengimbau kepada masyarakat Kota Dzikir dan Shalawat, agar tetap rajin membaca di manapun dan kapanpun, untuk meningkatkan pengetahuan.
“Jadi tidak lagi berbasis keilmuan saja, tetapi berbasis inklusi sosial,” katanya. (MAHMUD/ROS/VEM)