BANGKALAN, koranmadura.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, telah merilis hasil penghitungan Indeks Pembangunan manusia (IPM) pada tahun 2020 di kota dzikir dan selawat ini.
Ada 3 indikator penghitungan IPM, yaitu Umur Harapan Hidup (UHH)/kesehatan, Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS)/pendidikan dan pengeluaran/ekonomi. Dari ketiganya, satu diantaranya terjadi penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Pada tahun 2020, pengeluaran setiap masyarakat di Bangkalan diukur dari indokator ekonomi yakni Rp 8.610.000 selama satu tahun. Hal itu mengalami penurunan dari tahun 2019 dengan angka Rp 8.718.000.
Sedangkan kesehatan dan pendidikan terjadi kenaikan, yaitu UHH pada tahun 2020 meningkat 70,18 dari pada 2019 dengan 70,11. Sementara HLS pada tahun 2020 juga mangalami kenaikan 11,60 dari tahun 2019 dengan hitungan 11,59.
Koordinator Fungsi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Bangkalan, Yeni Arisanti menyampaikan, penyebab menurunnya pada sisi indikator ekonomi tersebut karena urusan keuangan yang masih belum stabil. Mengingat, saat ini dilanda pandemi Corona.
“Dengan kebijakan kurangi keluar rumah, maka masyarakat mulai berkurang yang berbelanja ke luar rumah,” katanya, Rabu, 10 Maret 2021.
Namun, hitungan akumulatif dari tiga indikator ekonomi, kesehatan dan pendidikan, mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Tercatat pada tahun 2020 sebanyak 64,11, sedangkan pada tahun 2019 terhitung 63,79.
“Secara peringkat se Jawa Timur, Bangkalan masih menempati predikat ke-37 dari 38 kabupaten/kota,” katanya.
Dalam penghitungan IPM di kota dzikir dan selawat ini, juga sudah memasukkan pendidikan madrasah yang ada di lembaga pondok pesantren sebagai variabel. Seperti Madrasah Ibtidaiyah (MI) Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA).
“Sudah dua tahun kalau tidak salah. Kami memasukan sekolah madrasah ke IPM sejak tahun 2019.” katanya. (MAHMUD/ROS/VEM)