BANGKALAN, koranmadura.com – Syaikhona Muhammad Kholil, ulama’ masyhur kelahiran Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur pada 25 Mei 1835 itu tidak mengharapkan dirinya mendapatkan gelar sebagai pahlawan nasional.
Hal itu, disampaikan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar. Namun menurut dia, yang membutuhkan gelar pahlawan nasional terhadap Syaikhona Muhammad Kholil yaitu santri-santrinya yang tersebar di mana-mana.
“Ini tanggung jawab kita sebagai santri beliau untuk menghidupkan ajaran beliau,” kata dia, pada acara sarasehan nasional pengusulan gelar pahlawan Syaikhona Muhammad Kholil oleh DPW PKB Jatim di Aula Ponpes Syaichona Moh. Cholil, Demangan Barat, Sabtu 27 Maret 2021.
Dijelaskan oleh dia, Syaikhona Muhammad Kholil sudah sangat layak mendapatkan gelar nasional. Karena melalui ajarannya tentang keislaman dan kebangsaan kepada santri-santrinya, sehingga bisa merawat ajaran islam dan kemerdekaan negara Indonesia.
“Jadi Syaikhona Kholil ini bukan milik satu atau dua golongan, tapi milik kita bersama, bahkan dunia,” ucap pria yang juga menjabat ketua DPW PKB Jatim.
Oleh sebab itu, Gus Halim, sapaan akrabnya Abdul Halim Iskandar, berkomitmen melalui partainya akan mengawal proses penggelaran pahlawan nasional kepada Syaikhona Muhammad Kholil. Mulai dari tingkat kabupaten, provinsi hingga pusat.
“Tingkat kabupaten ada DPC, provinsi ada FPKB Jatim, dan pusat langsung dikawal oleh ketua umum PKB,” katanya. (MAHMUD/ROS/VEM)