BANGKALAN, koranmadura.com – Minat baca masyarakat Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur masih terbilang rendah. Walaupun sudah disediakan Perpustakaan Daerah (Perpusda) dengan buku-buku yang baru, namun masih belum banyak yang mengunjunginya.
Hal berdasarkan data dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kabupaten Bangkalan. Hasil survei dari Universitas Airlangga (Unair), Surabaya pada tahun 2019, ada 9 kabupaten/kota di Jawa Timur yang dijadikan objek penelitian, termasuk di Bangkalan.
Namun kabupaten paling barat pulau Madura ini masih menduduki predikat terakhir dari 9 kabupaten/kota tersebut, yaitu dengan indeks 2,78. Dibawah, Pasuruan, Situbondo dan Tuban. Sedangkan peringkat teratas diperoleh Malang dengan indeks 3,17.
Kabid Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca DPK Bangkalan, Yuyun Fajar Novela menyampaikan, perilaku masyarakat masih konservatif. Yakni, anak-anak masih dilatih untuk mendengar, bukan membaca. Sehingga hal itu menjadi kebiasaan.
“Penyebabnya masih persoalan klasik, yaitu terbiasa mendengarkan dongeng-dongeng dari orang tua,” katanya, Kamis 18 Maret 2021.
Namun demikian, pihaknya sudah menyiapkan beberapa program pada tahun 2021 ini, dalam rangka menekan angka rendahnya minat baca. Menurutnya, saat ini harus melaksanakan kegiatan yang sifatnya “jemput bola”, yaitu datang ke sekolah dan desa-desa untuk belajar membaca bersama.
“Salah satunya Dokar Sakera (dongen dan karangan melalui wisata keliling Madura) kami langsung turun ke lapangan untuk mengajari membaca,” katanya.
Pihaknya juga menggaet beberapa komunitas yang tekun memberikan edukasi minat baca. Karena menurutnya, pihaknya sulit untuk memberantas “malas” baca masyarakat Bangkalan, tanpa bekerjasama dengan lembaga-lembaga literasi.
“Mudah-mudahan dengan langkah seperti ini dapat meningkatkan minat baca masyarakat Bangkalan,” katanya. (MAHMUD/ROS/VEM)