BANGKALAN, koranmadura.com – Pemerintah pusat melalui Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) sudah resmi akan mengimpor garam dari luar negeri. Kebijakan tersebut dilatarbelakangi ketersediaan garam dinilai belum mencukupi kebutuhan para industri di Indonesia.
Menanggapi hal itu, Ketua Umum Forum Mahasiswa Madura (FORMAD), Mohammad Gazali menyayangkan kebijakan impor garam tersebut. Menurut dia, pemerintah pusat tidak memperhatikan nasib para petambak yang memproduksi garam, demi mencari nafkah.
“Pemerintah menggaungkan swasembada, tapi hasil garam yang diproduksi oleh petambak tidak digunakan. Rakyat disuguhi harapan palsu,” katanya.
Menurutnya, stok garam di Madura saat ini sangat melimpah. Hal itu disebabkan pembeli garam relatif sedikit, bahkan nyaris tak ada. Tapi anehnya, pemerintah pusat masih saja mengambil kebijakan yang merugikan para petambak.
“Di Jawa maupun Madura, garam banyak yang tak terdistribusi karena masih ada impor. Harusnya impor ini tak terjadi, kasihan petambak,” ucap dia.
Rekom:
https://www.koranmadura.com/2021/03/pemerintah-pusat-resmi-akan-impor-garam-kadiskan-bangkalan-petambak-menjerit/
Oleh sebab itu, Gazali sapaan akrabnya Mohammad Gazali, meminta kepada Menteri KKP, agar turun ke Madura untuk melihat stok garam yang masih melimpah. Serta, mendengar langsung jeritan petambak, karena hasil produksinya tak terserap.
“Cobalah Menteri KKP datang ke Madura. Lebih dari enam ribu petambak garam terpuruk karena hasil panennya tak terserap,” pungkas dia.
Sementara Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Bangkalan, Mohammad Zaini mengaku, pihaknya tidak memiliki wewenang terkait aktivitas tambak garam. Karena terkait pengelolaan dilimpahkan langsung ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
“Jadi kesulitan untuk menampung aspirasi dari petambak garam, tapi mudah-mudahan mendapatkan solusi dalam kesejahteraan mereka,” katanya. (MAHMUD/ROS/VEM)