SUMENEP, koranmadura.com – Puluhan kiai yang tergabung dalam Forum Sumenep Hijau kembali menggelar pertemuan di Pondok Pesantren Assadad Ambunten, Rabu, 31 Maret 2021.
Pertemuan tersebut dihadiri sekitar 59 kiai. Hadir juga pimpinan dan dari unsur fraksi DPRD Sumenep, Bappeda, serta beberapa pimpinan partai politik.
Pertemuan sekaligus deklarasi rencana penambangan fosfat ini diawali dengan istigasah yang dipimpin oleh Pengasuh Pondok Pesantren Assadad Ambunten, KH. Thaifur Ali Wafa.
Dalam pertemuan itu, puluhan kiai dari pondok pesantren se Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, kembali menegaskan penolakannya terhadap rencana penambangan fosfat di kawasan bentang alam batu karst, khususnya di kabupaten paling timur Pulau Madura.
“Pertemuan ini merupakan kelanjutan dari pertemuan sebelumnya, bahwa seluruh kiai di Sumenep dengan tegas menolak rencana tambang fosfat,” juru bicara Forum Sumenep Hijau, Kiai Moh. Nakib Hasan, usai deklarasi.
Menurut kiai dari Pondok Pesantren Annuqayah ini, bila rencana penambangan fosfat itu sampai terlaksana maka akan mengakibatkan hancurnya batu karst sebagai tandon air yang bisa menyebabkan kekeringan di musim kemarau.
Dampak buruk lainnya terhadap lingkungan ialah kemunkinan terjadinya banjir, penyusutan lahan pertanian, rusaknya habitat flora dan fauna, serta dampak sosial ekologis. “Mudaratnya lebih besar daripada maslahatnya, makanya kami dengan tegas menolak,” tegas dia.
Selain itu, masyarakat saat ini dinilai belum siap dan tidak memiliki kemampuan untuk memulihkan kerusakan yang akan timbul akibat penambangan.
Untuk itu, pihaknya akan segera membuat Memorandum of Understanding (MoU) dengan pemerintah Kabupaten Sumenep agar pemerintah turut menolak rencana penambangan fosfat.
Ia berharap pemerintah lebih mengutamakan masa depan Sumenep daripada hanya kepentingan sesaat yang bisa menimbulkan terjadinya kerusakan lingkungan, serta mengajak masyarakat untuk bersama-sama mewariskan kelestarian alam kepada anak cucu di masa kini dan akan datang.
“Kami juga mengajak seluruh warga Sumenep untuj mengadakan istigasah, baik di masjid mauoun musala, atau kegiatan lailatul ijtima’ agar Sumenep jauh dari aktivitas perusakan dan malapetaka,” tambah Kiai Naqib. FATHOL ALIF/ROS/VEM