BANGKALAN, koranmadura.com – Air yang ada di dalam wisata kolam renang bisa menjadi media penyebaran virus Corona bagi pengunjung yang berenang. Hal itu disampaikan oleh salah seorang akademis Universitas Trunojoyo Madura (UTM) di Kabupaten Bangkalan Dr. Slamet Subairi, Rabu 19 Mei 2021.
Menurutnya, virus yang sudah masuk dalam kolam renang tidak menghitung jarak. Namun, dimana air akan mengalir, maka di situlah virus akan menyebar, termasuk virus yang berasal dari Wuhan, China tersebut. Oleh sebab itu, kata dia, pengelola wisata semestinya menjaga sterilisasi tekstur air.
“Jika ingin aman dari virus Corona, menurut saya air di kolam renang diberi campuran klorin, bukan tawas,” kata dia, pria yang menjabat Dekan Fakultas Pertanian, UTM.
Dijelaskan oleh Slamet, sapaan akrabnya, campuran disinfektan klorin itu sudah menjadi standarisasi kolam renang, agar tidak terkontaminasi virus Corona. Namun, aturan takaran zat kimia itu juga harus diperhatikan. Jika tidak, kata dia, akan mengganggu kesehatan kulit.
“Jaga kadar optimal, tidak boleh terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit,” ucap dia.
Sementara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bangkalan, Moh. Hasan Faisol tidak pastikan semua kolam renang menerapkan standarisasi tersebut. Namun, untuk antisipasi lonjakan pengunjung pada hari raya ketupat, pihaknya memperketat Protokol Kesehatan (Prokes) Covid-19.
“Sebelum masuk harus cek suhu, jika suhunya tinggi jangan diperbolehkan berenang,” katanya.
Selain itu, pihaknya mengimbau kepada para pengelola, agar memperhatikan jumlah pengunjung kolam renang. Kata Faisol, sapaan akrabnya Moh. Hasan Faisol, maksimal sebanyak 50 persen dari total kapasitas. Tujuannya, agar tidak menciptakan kerumunan di tempat wisata.
“Jika pengelola melanggar aturan yang sudah disepakati bersama, terpaksa kami tutup,” pungkas dia. (MAHMUD/ROS/VEM)