BANGKALAN, koranmadura.com – Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bangkalan mencatat, sebanyak 725 Jemaah Calon Haji (JCH) asal Kota Salak yang gagal berangkat haji ke Arab Saudi. Pembatalan itu tentunya akan berdampak antrean yang semakin lama.
Kepala Kemenag Kabupaten Bangkalan, Abdul Haris menyampaikan, pembatalan pemberangkatan haji tersebut sudah kali kedua, yaitu tahun 2020 dan 2021. Langkah yang diambil oleh pemerintah pusat, karena melihat kondisi pandemi virus Corona masih belum stabil.
“Pembatalan berdasarkan Keputusan Menteri Agama 660 Tahun 2021. Jadi sebanyak 725 gagal berangkat tahun ini,” kata dia, Jumat 11 Juni 2020.
Keputusan Menteri Agama tersebut, kata Haris sapaan akrabnya Abdul Haris, sebetulnya mendahului kebijakan dari pemerintah Arab Saudi. Walaupun nantinya haji dibuka oleh negara minyak, kata dia akan terkendala waktu. Karena segala persiapan belum dilakukan.
“Walaupun di buka oleh Arab Saudi, pasti mepet waktunya. Jadi pemerintah tetap menunda tahun 2022,” katanya.
Sementara Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah, Wafir menambahkan, pembatalan haji akan berdampak daftar tunggu bagi JCH. Apalagi, sudah dua tahun gagal. Namun demikian, proses pendaftaran pemberangkatan haji tetap berlanjut.
“Pendaftar 2021, kemungkinan berangkat tahun 2051. Jika penundaan terus berlanjut, antrean akan terus bertambah,” kata dia
Pihaknya berharap kepada JCH asal kabupaten paling barat Pulau Madura, agar lebih tabah dan bersabar. Sebab, langkah pembatalan tersebut demi menjaga keselamatan mereka, mengingat virus Corona di Negara Indonesia dan Arab Saudi masih melonjak.
“Semoga mereka diberikan rasa sabar dan tabah, karena memang kondisinya belum memungkinkan,” pungkas dia. (MAHMUD/ROS/VEM)