BANGKALAN, koranmadura.com – Penyekatan penanganan Covid-19 di Suramadu oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, dipersoalkan oleh beberapa warga Madura. Oleh sebab itu, salah seorang aktivis Bangkalan, Ahmad Annur meminta, kebijakan tersebut dievaluasi kembali.
“Penyekatan yang dimulai sejak 6 Juni 2021 oleh Pemkot Surabaya tebang pilih dan tak ada koordinasi dengan pemerintah di Madura,” kata Ahmad, sapaan akrabnya, Sabtu 19 Juni 2021.
Menurut dia, penyekatan yang dikhususkan bagi pengendara asal Madura dinilai diskriminasi kebijakan. Karena, wabah virus corona tersebut bukan hanya terjadi di pulau garam, atau bahkan di Bangkalan saja lonjakan cukup meroket, namun semua daerah sama.
Seharusnya, lanjut Ahmad kebijakan penyekatan di Suramadu bersifat kolaboratif. Daerah yang ada sangkut pautnya dilakukan koordinasi. Lalu, disampaikan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur, sehingga hasil kesepakatan menjadi keputusan Gubernur.
“Kebijakan penyekatan tentu merugikan bagi warga Madura saja. Pasti akan berdampak putaran ekonomi di Madura,” kata dia.
Ahmad menilai wajar, jika ada kericuhan penyekatan di Suramadu, sisi Surabaya. Karena, pemberlakukan kebijakan kepada warga Madura tidak ada sosialisasi. Sementara sebelum itu sempat diberitakan, penyekatan akan dipindah ke sisi Madura. Namun nyatanya masih belaku.
“Jadi wajar kemaren kisruh, karena etika komunikasi dan edukasi ke masyarakat tidak ada. Atas kejadian ini saya minta Pemkot Surabaya minta maaf,” tutur dia.
Sementara Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Irvan Widyanto berdalih, tidak ada diskriminasi kebijakan. Karena penyekatan itu untuk kebaikan bersama dalam menekan sebaran virus di Madura dan Surabaya.
“Sering disampaikan Pak Wali Kota warga Bangkalan satu kesatuan dengan Surabaya. Banyak warga Madura mencari nafkah di Surabaya,” kata dia.
Pihaknya juga mengaku, sudah melakukan koordinasi dengan Forkopimda Jawa Timur hingga Bupati Bangkalan. Karena, melihat lonjakan virus corona di Kota Dzikir dan Shalawat, maka Pemkot Surabaya memberlakukan tes swab di Suramadu.
“Karena situasi sebaran virus corona sudah darurat di Bangkalan,” kata dia. (MAHMUD/ROS/VEM)