PAMEKASAN, koranmadura.com – Kiptiyah (45), salah seorang warga Dusun Sumber Balang, Desa Bandungan, Kecamatan Pakong, Pamekasan, Madura, Jawa Timur, tinggal di rumah tidak layak huni.
Wanita yang mempunyai empat anak yatim ini sudah puluhan tahun tinggal di rumah tersebut. Ia hidup sebatang kara tanpa adanya bantuan pemerintah sebelumnya.
Hal ini dibenarkan oleh sauadara sepupu Kiptiyah, Faridz (34). Dia juga tinggal di dekat rumah tersebut. Menurutnya, Kiptiyah hidup hanya sebagai petani setelah suaminya meninggal.
“Itu punya empat anak mas, paling tua tidak sekolah, terus nomor dua masih sekolah SD tapi sekarang kelas akhir, kemudian yang ketiga masih sekolah SD, terakhir TK umur lima tahun,” kata Faridz saat ditemui koranmadura.com, Kamis, 10 Juni 2021.
Menurut dia, selama ini, Kiptiyah tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah sama sekali. Namun, setelah video rumah Kiptiyah yang tak layak huni beredar luas, banyak donatur yang memberikan bantuan termasuk dari pemerintah setempat, khususnya Dinas Sosial.
“Macam-macam yang diberikan donatur kepadanya, ada yang memberikan uang tunai, ada buku-buku sekolah kepada anak-anaknya itu, juga ada berupa sembako dan alat-alat dapur dari Dinas Sosial,” paparnya.
Ia berharap, kepedulian pemerintah setempat agar rumah yang tidak layak ditempati oleh janda empat anak tersebut segera diperbaiki.
“Kepada pemerintah, harapan kami agar diperhatikan, bisa hidup dengan layak,” paparnya.
Sementara Camat Pakong, Eka Judya Setiawan mengatakan, pihaknya berjanji akan membantu merenovasi rumah tersebut dengan kerja sama para pihak, termasuk Danramil, Kapolsek Pakong, serta para donatur lainnya.
“Uang yang terkumpul akan dibelikan barang untuk dilakukan renovasi, yang ada masih dua juta. Namun para donatur, ada yang mau nyumbang batu bata, ada yang mau nyumbang semen, dan ada yang mau menyumbang tenaga untuk melakukan perbaikan rumah ini,” ucapnya.
Menurutnya, pihaknya akan melakukan atau berencana untuk melakukan perbaikan tersebut satu minggu setelah barang-barang tersebut terkumpul dan estimasi kebutuhan untuk memperbaiki rumah itu sudah jelas.
“Kita sambil melakukan estimasi kebutuhan itu, berapa kebutuhan itu nantinya, baru akan dilakukan perbaikan dengan melibatkan berbagai pihak dari Danramil, maupun pihak Polsek Pakong, kemudian perangkat desa,” paparnya. (SUDUR/ROS/VEM)