Oleh : MH. Said Abdullah
Setelah mengalami kontraksi -5,32 persen di triwulan II tahun 2020, pertumbuhan ekonomi nasional belakangan ini terus menunjukkan trend perbaikan. Pertumbuhan ekonomi di triwulan I tahun 2021 sudah mendekati angka positif, walaupun masih mengalami kontraksi sebesar -0,74 persen. Namun secara keseluruhan hampir semua Indikator Ekonomi dan Bisnis menunjukkan trend positif.
Trend menggembirakan itu terlihat pada indeks keyakinan Konsumen, Indeks Ekspektasi Konsumen dan Indikator Purchasing Managers Index (PMI) bulan April 2021 sudah mencapai angka 54,6. Demikian pula aktivitas perdagangan global juga mencapai level tertinggi sejak Agustus 2019. Harga komoditas global terus menunjukkan trend kenaikan, bahkan telah lebih tinggi dari level sebelum pandemi.
Perkembangan positif tersebut menunjukkan adanya sinyal kuat, terjadi perbaikan pada sisi ekonomi dan bisnis, seiring meningkatnya permintaan baru, termasuk dari luar negeri. Berbagai perkembangan indikator ekonomi dan bisnis tersebut, menunjukkan momentum pemulihan ekonomi yang semakin menguat.
Kecenderungan menggembirakan yang perlu terus dioptimalkan untuk ikhtiar perbaikan ekonomi itu tentu saja tidak boleh membuat lengah; perlu tetap menerapkan kewaspadaan tinggi. Ancaman lonjakan kasus Covid-19 masih membayangi secara global. Lonjakan kasus Covid-19 di India yang begitu dramatis dan menjalar ke berbagai belahan dunia, telah menimbulkan bayangan ketidakpastian dan risiko perlemahan ekonomi global datang kembali. Selain itu, ketidakpastian terhadap harga komoditas dalam jangka menengah masih membayangi, khususnya sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang diperkirakan melanjutkan rebalancing economy.
Ancaman lain adanya proyeksi kenaikan inflasi yang meningkat di Amerika Serikat berpotensi mengancam momentum pemulihan ekonomi Amerika Serikat apabila diikuti dengan pengetatan kebijakan moneter oleh The Fed. Kondisi ini dapat menciptakan efek rambatan (spillover), volatilitas dan ketidakpastian di sektor keuangan, serta dinamika arus modal global seperti saat terjadinya taper tantrum pada tahun 2013 lalu.
Secara obyektif harus diakui, keberhasilan vaksinasi telah menjadi game changer bagi pemulihan ekonomi nasional. Dampak vaksinasi tidak hanya bagi penanganan Covid-19 semata, tetapi juga menjadi faktor penentu dalam keberhasilan pemulihan ekonomi nasional.
Keberhasilan vaksinasi faktual terbukti bisa mempercepat pengendalian penyebaran Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional. Memontum itu harus dijaga karena bila terjadi sebaliknya yaitu kegagalan vaksinasi akan membuat pandemi Covid-19 semakin tidak terkendali. Resiko mahal harus dihadapi yaitu akan membuat semakin sulit untuk bisa segera bangkit dari keterpurukan ekonomi. Karenanya menjadi keharusan mendukung segala upaya yang sedang dilakukan oleh Pemerintah untuk mensukseskan roadmap pelaksanaan vaksinasi yang ditarget selesai pada pada pertengahan tahun 2022.
Keberlanjutan penanganan Covid-19 dan kebijakan pemulihan ekonomi perlu terus dilanjutkan pada tahun 2022, hingga pandemi berakhir dan kondisi sosial ekonomi masyarakat kembali pulih.
Di luar langkah vaksinasi, Pemerintah perlu melanjutkan program perlindungan sosial untuk menjaga daya beli dan konsumsi masyarakat sehingga mampu memperkuat fondasi kesejahteraan sosial, mencegah kenaikan angka kemiskinan dan pengangguran serta kerentanan akibat Covid-19. Selain itu, keberlanjutan program untuk memperkuat daya ungkit UMKM dan dunia usaha terus dilakukan agar mampu bangkit lebih kuat dan berdaya tahan tinggi. Kita berharap posisi UMKM menjadi bagian terpenting dan memiliki peran strategis dalam landscape baru perekonomian nasional kedepannya.
Pemerintah perlu menjaga dan mengoptimalkan momentum keberhasilan vaksinasi serta tren positif perkembangan ekonomi dengan Pertama, melanjutkan upaya pemantapan pemulihan ekonomi. Kedua, menjaga keberlanjutan program perlindungan sosial untuk memperkuat fondasi kesejahteraan sosial. Ketiga, mendukung peningkatan produktivitas dengan perbaikan kualitas sumber daya manusia (SDM). Keempat, optimalisasi pendapatan, penguatan spending better dan inovasi pembiayaan menjadi kunci dalam rangka konsolidasi kebijakan fiskal yang adil dan berkelanjutan. Kelima, menjaga agar pelaksanaan kebijakan fiskal di tahun 2022 dapat berjalan optimal dalam rangka menopang perekonomian nasional.
Seluruh komponen bangsa perlu memperkuat kebersamaan terutama dalam upaya memutus pandemi agar segera berakhir dengan mendukung penuh vaksinasi serta terus menjaga disiplin melaksanakan protokol kesehatan. Terus bekerja keras dengan tetap waspada menghadapi fluktuasi peningkatan penyebaran Covid-19 di berbagai penjuru dunia. Indonesia dan seluruh rakyatnya perlu belajar dari pengalaman mengerikan negara dalam menghadapi fluktuasi penyebaran pandemi Covid-19 yang belakangan mengalami mutasi sehingga makin membahayakan.