SAMPANG, koramadura.com – Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Sampang yang masih menjalani karantina di Provinsi Jawa Timur, ternyata banyak yang tidak betah. Bahkan dikabarkan banyak yang kabur dari tempat karantina tanpa ada kejelasan yang pasti.
Kaburnya PMI asal Kota Bahari, sebutan Kabupaten Sampang diketahui dari keberadaan manifes (daftar penumpang) dengan pasport milik para PMI yang pulang dari perantauan ke daerah tidak sama.
Plt Kabid Penempatan Tenaga Kerja, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (DPMPTSP dan Naker) Kabupaten Sampang, Agus Sumarso saat dikonfirmasi tidak mengelak jika ada data manifes dan paspor PMI tidak sama. Menurutnya, pasport tidak bertuah dikarenakan ada yang kabur dari tempat karantina Pemprov Jatim.
“Iya, itu lari sendiri dari karantina. Setiap kedatangan ke Sampang, mesti ada satu dua pasport yang tidak ada orangnya. Meski lari, tapi sudah dijemput. larinya bukan di perjalanan tapi memang tidak ada di tempat karantina,” ujarnya, Senin, 16 Agustus 2021.
Ditanya sampai berapa paspor yang tidak bertuah, Agus Sumarso mengaku ada puluhan paspor yang ditahan karena pemiliknya tidak ada.
“Sebenarnya kami sudah laporkan ke petugas Provinsi biar jadi bahan evaluasi. Sebab ketika kami tanyakan alasan PMI yang tidak ada, malah petugas di sana hanya diam saja. Peristiwa ini kami laporkan karena sering terjadi untuk PMI Sampang. Ketika mau dijemput malah orangnya tidak ada. Padahal kan belum waktunya pulang,” akunya.
Namun begitu, pihaknya mengaku PMI yang kabur sebagian sudah dilakukan pencarian dan penjemputan untuk dikembalikan ke tempat karantina.
“Yang kami tahu, PMI yang sudah dijemput alhamdulillah negatif Covid. Kalo Positif kan bahaya juga,” pungkasnya.
Sebelumnya, DPMPTSP dan Naker Kabupaten Sampang memprediksikan kepulangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Malaysia ke daerahnya akan berlanjut hingga akhir 2021 mendatang. (MUHLIS/ROS/VEM)