MOJOKERTO, koranmadura.com – Menghadiri Rakornis Jambore Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Jawa Timur pada Jumat sore, 17 September 2021, Plt Direktur Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI Pangarso Suryotomo meminta Forum PRB Jatim memerhatikan kaum disabilitas dalam memahami Early Warning System (EWS) kebencanaan.
“Saya merasa bangga hari ini karena teman-teman tuna rungu juga ikut dalam acara ini. Namun kami berharap semua perwakilan disabilitas bisa bareng,” ujarnya saat memberikan sambutan acara pembukaan Rakornis Jambore Forum PRB Jatim di Obis Camp Trawas, Kabupaten Mojokerto.
Menurutnya, kehadiran tuna rungu yang tergabung dalam Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) di acara Jambore Forum PRB Jatim lantaran merasa golongan mereka paling rentan di antara para disabilitas lain pada saat terjadinya bencana.
“Dia (disabilitas) qhadir dan ikut menjadi bagian, karena mereka tidak ingin menjadi korban bencana,” paparnya.
Menurutnya, ada berbagai macam bencana yang ada di wilayah Jawa Timur, sehinga perlu sekiranya para kaum disabilitas untuk bisa mempelajari EWS.
“Dengan pentongan, itu salah satu EWS. Tapi belum tentu bagi kaum disabilitas. Jadi mari bagi teman-teman Forum PRB yang lain untuk menyiapkan EWS sesuai disabilitas mereka. Kami juga berharap Forum PRB Jatim ini mendiskusikan soal EWS untuk para kaum disabilitas,” harapnya.
Lebih jauh pihaknya menyebutkan keberadaan kaum disabilitas di Jawa Timur diperkirakan lebih dari tiga persen dari total hampir lima juta orang disabilitas di Indonesia.
“Jadi tolong diperhatikan para kaum disabilitas dan untuk BPBD di Jawa Timur untuk menyiapkan kebutuhan para disabilitas dalam kebencanaan,” tegasnya.
Sementara Sekjen Forum PRB Jatim Sudarmanto mengaku, pihaknya saat ini sudah merangkul kaum disabilitas yakni kaum tuli dan rungu yang tergabung dalam Gergatin.
“Artinya Forum PRB juga konsen pada teman-teman yang berkebutuhan khusus,” katanya, Sabtu 18 September 2021.
Menurut Mbah Darmo sapaan akrab Sudarmanto menuturkan, selama ini pihaknya menganggap kelompok disabilitas merupakan kelompok rentan. Namun kondisi tersebut tidak lagi demikian sebab para disabilitas tersebut memiliki kapasitas.
“Makanya kami libatkan, sehingga kami mengetahui kapasitas yang mereka (disabilitas) miliki. Upaya kami ini, bagaimana semua unsur di kalangan masyarakat masuk dalam Forum karena sejatinya mereka mempunyai kapasitas,” terangnya.
Bicara soal EWS untuk disabilitas, Mbah Darmo sudah memikirkannya. Saat ini pihaknya mulai mendiskusikan hal tersebut ke dalam forum.
Ditambahkan pula Ketua Forum PRB Sampang Moh Hasan Jailani menyatakan, usai mendapat arahan dan instruksi dari BNPB dan Forum PRB Jatim, pihaknya beberapa bulan lalu sudah mulai menyasar pada kalangan disabilitas dan trangender di Sampang.
“Sebenarnya dua bulan lalu kami pelan-pelan sudah mulai memetakan teman-teman disabilitas dan trangender untuk dilakukan komunikasi lebih lanjut. Memang butuh ekstra sabar, karena nanti kami akan jadikan bagian dari tubuh kami dalam rangka mengurangi dampak risiko bencana,” akunya. (MUHLIS/ROS/VEM)