SAMPANG, koranmadura.com – Memprihatinkan, Masirah (75), warga lanjut usia (lansia) asal dusun Lanendeh, Desa Banjar Tabuluh, Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, hidup di rumah tidak layak huni yang kondisi rumahnya seperti gubuk.
Menjanda hingga puluhan tahun usai suaminya meninggal, Masirah hidup sebatang kara tanpa dianugerahi keturunan.
Sahrul (35), tetangga Masirah menyatakan, semenjak ditinggal meninggal sang suami dan saudaranya, ia sempat merawat atau mengasuh ponaannya yang masih kecil. Namun kemudian ia ditinggal merantau entah kemana. Semenjak itu pula, ia menjanda hingga lanjut usia.
“Ibu Masirah hidup sendirian usai ditinggal suami, saudara dan ponaannya yang sempat ia rawat sejak kecil. Sekarang ponaannya pergi merantau entah kemana karena sudah tidak ada kabar lagi,” ceritanya, kepada koranmadura.com, Selasa, 7 September 2021.
Kehidupan Ibu Masirah, Sahrul menyebutkan bermukim di rumah layaknya gubuk. Selain itu, Ibu Masirah kesehariannya hanya mengandalkan uluran asih dari para tetangganya. Sebab selama ini tidak bekerja.
“Makan kesehariannya hanya mengandalkan uluran sedekah para tetangga karena ia tidak berpenghasilan,” katanya.
Hanya untuk membeli lauk, Sahrul mengaku kadangkala para tetangga menyisihkan rezekinya untuk diberikan kepada Ibu Masirah. Kadang pula para tetangga mengajaknya untuk ikut membantu pekerjaan ringan Rumah Tangga sehingga terkadang cukup diberi makanan atau mendapat beras satu bakul
“Kadang untuk beli ikan, ia dikasih uang sama tetangga. Dan beberapa hari lalu usai kondisinya didengar pemerintah setempat, ada pihak Kecamatan datang dan memberikan sembako,” ujarnya.
Namun selama ini lanjut Sahrul menyatakan, ia belum pernah merasakan bantuan pemerintah. Akan tetapi yang paling dikhawatirkannya yaitu kondisi rumahnya yang dinilainya sudah tidak layak huni, sebab terlihat paku-paku sudah karatan yang memungkinkan tidak mampu menegakan bangunan rumah yang terbuat dari kayu (gedek). Dengan kondisi seperti itu, dirinya juga mengkhawatirkan di kala musim hujan dan angin tiba.
“Penerangan rumahnya bukan pakai listrik tapi api templek dan lantainya masih tanah. Ia sempat berharap rumah yang ditempatinya itu masih layak untuk dihuni. Walaupun sudah tua tapi Alhamdulilah masih sehat,” ujar Sahrul menirukan harapan Ibu Masirah.
Sementara Kepala Bidang (Kabid) Linjamsos Dinsos Kabupaten Sampang, Erwin Elmi Syahrial saat dikonfirmasi terkesan enggan menanggapinya. Pihaknya meminta untuk konfirmasi perihal tersebut agar dikonfirmasikan langsung kepada Kepala Dinas Sosial.
“Begini mas, soal itu langsung ke pak Kepala Dinas (Kadis). Karena semua statemen, itu pak Kadis. Sebab belum tentu bisa karena banyak mekanismenya dan banyak bidang. Jadi bagaimana mekanismenya biar pak Kadis yang menentukan. Memang bidang kami soal bansos, tapi tetap melalui pak Kadis konfirmasinya,” ujarnya. (MUHLIS/ROS/VEM)