SUMENEP, koranmadura.com – Tim Program Holistik Pembinaan dan Pengembangan Desa (PHP2D) Universitas Wiraraja, Sumenep, Madura, Jawa Timur, melaksanakan program “Pemberdayaan Masyarakat Desa Gersik Putih Melalui Inovasi Teknologi Garam Sehat”.
Kegiatan tim PHP2D itu bertujuan memberikan pendampingan kepada kelompok tani Desa Gersik Putih untuk mengolah garam krosok menjadi garam konsumsi. Hal itu diungkapkan oleh Ketua tim PHP2D Himalogista Nur Wise, Kamis, 9 September 2021.
“Desa Gersik Putih merupakan daerah penghasil garam yang melimpah, namun yang menjadi permasalahan yaitu nilai jual garam yang rendah karena garam yang dihasilkan berupa garam krosok atau garam bahan baku,” ungkapnya.
Menurutnya, produk garam konsumsi rendah natrium ditujukan untuk mengurangi risiko terhadap darah tinggi. Selain itu, jika program ini berhasil, petani garam bisa mendapatkan keuntungan dari hasil inovasi tersebut.
“Petani garam bisa mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi, karena petani bisa menyediakan garam konsumsi, bukan berupa bahan baku lagi,” ucapnya.
Melalui kegiatan PHP2D ini, tim Himalogista melakukan pendampingan usaha mulai dari memberikan pelatihan pengolahan garam krosok, manajemen usaha, dan pendampingan pemasaran produk.
Sementara Ketua kelompok tani garam Desa Pasir Putih, Sahnawi pada saat sosialisasi menyampaikan, pihaknya berharap agar para petani garam bisa berinovasi untuk mengolah garam krosok agar memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
“Kami ingin untuk dapat mengolah maupun mengemas garam hasil kelompok tani di desa ini agar nilai jualnya lebih tinggi,” ungkapnya.
Pernyataan itu didukung oleh Kepala Desa Gersik Putih, Muhab yang menegaskan bahwa, masyarakat menginginkan harga jual garam di desanya bisa tinggi.
“Kami (masyarakat Desa Gersik Putih, red) menginginkan harga garam bisa dijual dengan harga yang lebih tinggi. Mengingat, bertani garam merupakan mata pencaharian utama masyarakat di desa ini,” ungkapnya. (*/ROS/VEM)