Oleh: MH. Said Abdullah (*)
Jokowi orang Papua. Demikian ‘klaim’ beberapa warga Papua. Tentu saja ini hanya sebatas auforia masyarakat Papua menyambut kedatangan Presiden Jokowi. Sebuah ekspresi kegembiraan spontan yang menggambarkan suara nurani masyarakat Papua.
Sulit mengingkari bagaimana antusias masyarakat Papua dalam menyambut kedatangan Presiden Jokowi, pada momen pembukaan PON XX tahun 2021 sekaligus kunjungan kerja ke berbagai lokasi di Papua. Di semua lokasi yang dikunjungi Jokowi masyarakat tumpah ruah penuh kegembiraan sehingga menyulitkan petugas keamanan dan tentu saja Satgas Covid, yang tetap berusaha keras menjaga agar semaksimal mungkin terhindar pelanggaran protokol kesehatan (Prokes) dalam bentuk kerumunan.
Namun begitulah ekspresi riil masyarakat Papua menyambut pemimpin yang dicintainya. Apalagi Jokowi menyempatkan diri mengunjungi Asmat, yang tergolong salah satu daerah terpencil di Papua. Kegembiraan masyarakat Papua makin meluap, bangga, gembira, bahagia dan berbagai perasaan lainnya.
Mudah sebenarnya memahami mengapa masyarakat Papua demikian bergairah menyambut kedatangan Presiden Jokowi. Perhatian selama memimpin dari 2014 sampai hari ini pada Provinsi Papua, sangat dirasakan langsung masyarakat di sana. Pelaksanaan PON di Papua saja menjadi bukti betapa pemerintah memang tidak sekedar pemanis bibir memperhatikan Papua.
Seorang Kolonel TNI, yang berdarah Minangkabau pernah menuturkan dengan penuh semangat tentang apa yang telah dilakukan Presiden Jokowi. Menurutnya, hanya Presiden Jokowi yang membuktikan komitmen memperhatikan Provinsi Papua. Tidak sekedar retorika janji-janji kosong. Pembangunan infrastruktur di Papua misalnya, dapat dilihat secara kasat mata sehingga memberikan kebanggaan luar biasa. Papua benar-benar berubah menjadi provinsi di Wilayah Timur yang mengeliat membenahi diri dalam seluruh sektor kehidupan.
Banggar DPR pun memberikan dukungan pada upaya memperhatikan perkembangan Papua khususnya dan Kawasan Indonesia Timur lainnya, yang selama ini praktis kurang mendapat perhatian. Sebuah upaya sangat sungguh-sungguh bahwa pembangunan untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Peningkatan kualitas SDM masyarakat asli Papua terus dilakukan. Di bidang ekonomi pemerintah mendorong usaha ultra mikro dan UMKM serta perbaikan insfrastruktur pertanian dan nelayan. Dana sebesar 2.25% yang diterima dari DAU Nasional dipergunakan untuk pendidikan, kesehatan dan pemberdayaaan ekonomi.
Kesamaan harga komoditas kebutuhan masyarakat Papua merupakan langkah riil pemerintah pimpinan Presiden Jokowi yang paling awal dirasakan langsung masyarakat. Harga BBM, semen dan kebutuhan lainnya, kini hanya berbeda tipis dengan di Pulau Jawa. Demikian pula perhatian pada sektor pendidikan, yang selama ini menjadi salah satu kendala pengembangan kemajuan Papua.
Semua memang telah dirasakan langsung masyarakat Papua. Sebuah ‘kenikmatan’ yang dimasa lalu praktis hanya harapan kosong. Hanya janji-janji berbagai retorika sehingga mengentalkan kekecewaan masyarakat Papua.
“Perasaan saya dan perasaan saudara-saudara pasti sama. Kita bangga ada di tanah Papua. Dan kita bangga berada di stadion terbaik di Asia Pasifik ini. Kita bangga membuka PON ke 20, PON yang pertama kali diselenggarakan di tanah Papua,” katanya sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Suara tepuk tangan dan sorak sorai terdengar dari tribun makin gempita ketika Presiden Jokowi melontarkan 3 kalimat ‘eksotis’ yang belum banyak dipahami umum. “Huwe foi, onomi rehmay, wa wa wa, salam olahraga,” kata Presiden Jokowi dalam sambutan pembukaan PON XX Papua 2021, seperti dikutip dari Antara.
Ternyata tiga kalimat itu diambil dari Bahasa Sentani, Kabupaten Jayapura. Huwe foi dan onomi rehmay sendiri memiliki arti selamat malam, selamat datang dan Tuhan memberkati, sementara wa wa wa biasa digunakan untuk membuka atau menutup pembicaraan bagi masyarakat di wilayah pegunungan Papua.
Masyarakat Papua kini telah mampu mewujudkan harapan menjadi kenyataan dan dapat menikmati kekayaan alamnya sebagai bekal menyongsong masa depan lebih baik. Papua nan indah, eksotis serta memiliki potensi luar biasa kini pelan telah dapat dikelola dan dinikmati masyarakat Papua sendiri. (*)
*Ketua Banggar DPR RI.