PAMEKASAN, koranmadura.com – Sepuluh pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) di wilayah Pamekasan, Madura, Jawa Timur keluar dari keanggotaan.
Dari jumlah tersebut, 5 orang memundurkan diri karena bekerja di lembaga lain, 2 orang dipecat akibat tidak bekerja secara maksimal. Kemudian 3 orang lainnya, meninggal di saat pandemi Covid-19.
Koordinator PKH Kabupaten Pamekasan, Hanafi mengatakan dengan banyaknya sumber daya manusia (SDM) atau pendamping yang keluar tersebut, maka pendampingan di sejumlah kecamatan, tidak ideal atau tidak proporsional dengan jumlah keluarga penerima manfaat (KPM) PKH yang ada.
“Adapun tidak proporsional dalam artian itu. Idealnya satu pendamping itu mendampingi 350 KPM. Namun sekarang ada yang dampingi 500 hingga 700 KPM. Itu tidak proporsional,” kata Hanafi, Senin, 22 Februari 2022.
Baca: Dua Pendamping PKH di Pamekasan Dipecat
Mengenai hal itu, pihaknya juga sudah mengirimkan surat kepada Kementerian Sosial (Kemensos) terkait dengan kekuarangan SDM atau pendamping agar segera terisi.
“Kita sudah mengirim surat ke Kemensos, karena kewenangan rekrutmen semuanya itu berada di Kemensos,” ujarnya.
Menurut dia, pihaknya sudah mengajukan 40 SDM untuk program PKH, termasuk di dalamnya operator dan pendamping. Namun, soal penentuan kuotanya tetap mengacu pada keputusan pemerintah pusat. “Bulan ini diajukan, awal Bulan Februari,” jelasnya. (SUDUR/DIK)