SAMPANG, koranmadura.com – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Pamekasan melakukan demonstrasi di depan Kantor DPRD setempat, Rabu, 16 Maret 2022.
Kedatangan mereka untuk mendesak wakil rakyat membentuk panitia khusus (Pansus) dalam menindaklanjuti kasus dugaan adanya mafia bantuan sosial (Bansos) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Usai didesak puluhan pendemo, Ketua DPRD setempat menggelar rapat secara mendadak dan menyetujui adanya usulan pembentukan Pansus.
Pantauan koranmadura.com, massa menunggu selama 20 menit, mencoba untuk menerobos pintu gerbang kantor DPRD dari dua sisi, namun bisa diblokade oleh pihak polisi.
Hendak menerobos pintu gerbang, Ketua DPRD Sampang Fadol bersama pimpinan dan anggota DPRD kembali menemui pendemo usai menggelar rapat.
Di tengah-tengah pendemo, Fadol menyampaikan bahwa usulan untuk pembentukan Pansus telah memenuhi syarat, yakni minimal tiga fraksi dan ditandatangani oleh tujuh anggota.
“Usulan pembentukan Pansus telah disetujui, karena secara Tata Tertib DPRD sudah memenuhi syarat minimal. Ada tiga fraksi yang sudah menyetujuinya, yaitu PKB, Gerindra, dan Demokrat. Namun proses pembentukan Pansus masih berlanjut,” jelasnya di hadapan pendemo.
Politisi PKB ini menyampaikan, proses selanjutnya masih harus disetujui di tingkat Badan Musyawarah (Bamus) DPRD dan kemudian diparipurnakan.
“Jadi tidak serta merta langsung Pansus, melainkan semua ada mekanismenya. Jadi mari hormati regulasi,” ujar Fadol.
Namun karena terkesan lambat dalam upaya pembentukan Pansus Bansos, pendemo lantas tidak mengiyakan, melainkan meminta Pansus Bansos agar segera dibentuk dalam tenggat waktu selama lima hari kerja.
“Jika dalam waktu saat ini belum juga dibentuk Pansus, maka kami minta tanda tangan MoU kesepakatan agar dalam waktu lima hari kerja Pansus Bansos harus sudah terbentuk. Kalau tidak terbentuk maka kami akan kembali aksi dan akan mengerahkan massa yang lebih banyak,” ancamnya. Tuntutan untuk disegerakan ternyata disanggupi oleh pihak DPRD Sampang, sehingga massa dari PC PMII kemudian membubarkan diri. (MUHLIS/DIK)