SUMENEP, koranmadura.com – Insiden tewasnya seorang pria di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, setelah ditembak polisi karena diduga menodongkan sajam kepada seorang perempuan dan tak mengindahkan tembakan peringatan polisi masih menjadi sorotan.
Salah satunya datang dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Sumenep yang menilai tindakan ‘tegas-terukur’ aparat kepada pelaku pada Minggu, 13 Maret 2022, itu sudah berlebihan.
Wakil Ketua ll Bidang Advokasi PC PMII Sumenep Ainul Yakin menyayangkan tindakan aparat yang masih melakukan beberapa kali tembakan meski pria yang diketahui berinisial H telah tersungkur ke aspal.
“Kami menyayangkan tindakan agresif aparat yang masih melepaskan tembakan kepada pelaku padahal telah tersungkur dan tak melawan.” katanya.
Oleh karena itu, dia meminta kepada Kapolres Sumenep agar melakukan evaluasi terhadap kinerja anggotanya yang terlibat dalam insiden di Jl. Adirasa, Desa Kolor, Kecamatan Kota .
“Kapolres Sumenep perlu mengevaluasi kinerja dari tim resmob, apakah tindakan, yang katanya, tegas dan terukur dan menyebabkan nyawa melayang itu sudah sesuai SOP atau tidak,” aktivis yang akrab disapa Yakin ini.
Ketua Umum PC PMII Sumenep Qudsiyanto mengatakan pihaknya akan terus melakukan investigasi atas kejadian tersbut, untuk memastikan tidak ada hak asasi manusia (HAM) yang dilanggar dalam kejadian yang videonya menyebar luas di aplikasi perpesanan.
“Karena terkait kejadian itu, dalam menjalankan tugas aparat harus menaati Peraturan Kapolri Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penggunaan Kekuatan Dalam Tindakan Kepolisian, dan Peraturan Kapolri Nomor 8 Tahun 2009 tentang Implementasi Prinsip dan Standar Hak Asasi Manusia dalam Penyelenggaraan Tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia,” kata dia.
Qudsi berpandangan, insiden tersebut tidak bisa dilihat hanya dari satu sisi. “Selain sisi stabilitas dan keamanan sosial, tentu kita juga perlu memperhatikan sisi kemanusiaan,” ungkapnya.
“Tindakan Polres Sumenep sudah bagus dari sisi keamanan, tapi dari sisi kemanusiaan sangat disayangkan,” imbuh mahasiswa hukum Pascasarjana IAIN Madura tersebut.
Sementara itu, saar dikonfirmasi mengenai apakah tindakan aparat kepolisian saat itu sudah sesuai SOP atau tidak, Kasi Humas Polres Sumenep AKP Widiarti mengatakan pihaknya masih mendalami kejadian penembakan itu. “Kami ini, kan, ada Propam. Nah, Propam yang akan mendalami kejadian tersebut. Semuanya ada prosedurnya,” tambah Polwan yang akrab disapa Widi, menjelaskan. (FATHOL ALIF/ROS/VEM)