Oleh: Miqdad Husein (*)
Perhelatan Pilpres 2024 masih sekitar satu tahun delapan bulan lagi. Namun perdebatan di media sosial sudah mulai memanas, saling menonjolkan yang didukung dan menyerang lawan.
Di antara banyak nama yang beredar terselip sosok yang sangat berbeda. Ia seakan berada di belantara persaingan kaum laki-laki. Adalah Puan Maharani sosok yang praktis sendirian. Ya, sendirian karena Mbak PM panggilan akrab Puan Maharani satu-satunya kaum hawa yang digadang-gadang tampil dalam persaingan Pilpres mendatang.
Mbak PM saat ini menduduki jabatan mentereng sebagai Ketua DPR RI. Sebuah jabatan yang mungkin puluhan tahun mendatang baru akan kembali diisi kaum perempuan. Gambaran tentang betapa sangat luar biasa sebenarnya posisi Mbak PM. Ia memang perempuan pertama yang tampil sebagai Ketua DPR.
Di masa Orba dipucuk pimpinan DPR memang pernah tampil perempuan bernama Fatimah Achmad sebagai Wakil Ketua. Itupun sebagai pimpinan lebih karena sistem yang berlaku saat itu. Ditambah hiruk pikuk saat perhitungan suara pada Pemilu 1997, praktis Fatimah Achmad tampil sebagai pimpinan DPR bukan dari hasil keringat sendiri.
Jelas berbeda dengan Mbak PM. Sosok muda cantik ini benar-benar petarung sejati bagai banteng seperti lambang partai PDI-Perjuangan. Ia merupakan anggota legislatif dengan perolehan suara tertinggi seluruh Indonesia.
Di sini saja terlihat betapapun Mbak PM merupakan cucu Proklamator Bung Karno, anak dari Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri, tetap memperlihatkan kinerjanya sebagai seorang politisi. Ia bertarung di daerah pemilihan Jawa Tengah V dan memperoleh sebanyak 404.034 suara. Merupakan peraih suara tertinggi Pileg 2019.
Dengan bekal sebagai Ketua DPR dan Mantan Menko pada kabinet pertama pemerintahan pimpinan Presiden Jokowi, Mbak PM secara obyektif memiliki semua persyaratan untuk bertarung di tengah belantara calon Capres-Cawapres kaum laki-laki. Para kandidat yang kini namanya bertebaran di media sosial, praktis tak ada satupun memiliki jam terbang pengalaman di pemerintahan lebih darinya.
Ada nama beberapa menteri dan beberapa gubernur. Jelas pengalaman di pemerintahan tidak ada satupun dari mereka, memiliki pengalaman melebihi Mbak PM. Apalagi jika melihat jabatan saat ini sebagai Ketua DPR RI, Mbak PM sesungguhnya menegaskan kemampuan kepemimpinan sangat luar biasa. Bayangkan, dia harus menjadi dirijen dari orkestra politik beranggotakan 575 orang, dengan keanekaragaman latar belakang partai. Belum lagi melihat realitas keanekaragaman pemikiran di antara para anggota DPR. Jelas, sangat tidak mudah memainkan musik politik yang demikian penuh warna itu.
Sampai saat ini lembaga DPR yang dipimpin Mbak PM berjalan relatif mulus, tanpa hiruk pikuk berarti. Proses produk legislasi sampai menjadi undang-undang berjalan berjalan tanpa hambatan berarti. Semua menggambarkan kepiawaian kepemimpinan Mbak PM di DPR, yang sulit diingkari.
Dengan serangkaian peran dan kemampuan yang dimiliki Mbak PM, sangat rasional jika dianggap memiliki bekal jauh dari memadai untuk bertarung menghadapi kaum laki-laki dalam Pilpres mendatang. Jangan lupa Mbak PM sebagai representasi kaum perempuan dapat menjadi penyegar semangat perjuangan kesetaraan gender. Mbak Puan dapat menjadi inspirasi bagi kaum perempuan untuk lebih kencang mendobrak budaya patriaki, yang masih sangat terasa di negeri ini.
Jika masyarakat negeri ini mengharap perjuangan kesetaraan gendeng serta upaya mengurangi budaya patriaki, yang selama ini telah diupayakan melalui keharusan memenuhi kuota 30 persen perempuan dalam berbagai lapangan aktivitas kemasyaratan, Mbak PM dengan seperangkat pengalamannya serta jabatannya saat ini, dapat melengkapi secara aplikatif. Ia sosok yang telah membuktikan dan telah jauh melampaui kesetaraan gender. (*)
*Kolumnis, tinggal di Jakarta.