Oleh: MH. Said Abdullah (*)
Terkait aktivitas Presiden Jokowi saat berkunjung ke Amerika Serikat menemui Elon Musk, muncul komentar yang layak dicermati dari salah satu Ketua MUI, KH. Cholil Nafis. Ia, dalam twitt mengatakan, “Uang kadang lebih kuasa dari jabatan. Petinggi negeri ini ketika ke Amerika menemui Elon Musk karena dia berduit. Jadi kaya itu penting bahkan kadang lebih penting dari kekuasaan. Baiknya bisa kaya dan berkuasa untuk kebaikan. Namun lebih tinggi lagi kalau berilmu yang itu bisa kaya dan kuasa,” katanya.
Sekalipun pernyataan itu dibungkus nada bernuansa arif pada akhir kalimat, namun terlihat menegaskan sinisme terhadap pertemuan itu. Bahwa Presiden Jokowi mendatangi Elon Musk bertitik tolak karena yang bersangkutan berduit. Sebuah pernyataan yang memperlihatkan kekurang pahaman tentang bagaimana tugas besar seorang kepala negara.
Elon Musk memang belakangan dinobatkan sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Itu fakta riil. Namun kedatangan Presiden Jokowi tak bisa disederhanakan sekedar pertimbangan uang dalam artian nominal. Jika itu urusannya, seakan Jokowi melihat Elon Musk pada konteks sangat artifisial; dangkal sekali karena hanya pertimbangan kaya dan berduit. Jika itu saja, bukankah sangat banyak orang kaya lain.
Sejatinya Presiden Jokowi menemui sosok fenomenal itu secara integral meliputi visi dan misi serta keseluruhan gagasan luar biasa di bidang teknologi. Elon Musk sebagaimana diketahui merupakan salah satu penggagas dan penentu tren teknologi dunia. Sepak terjangnya sangat mencengangkan dalam pengembangan teknologi masa depan sehingga menjadi inspirasi para ilmuwan muda generasi milenial. Ia juga dikenal sebagai pengusaha sangat sukses.
Sebagai kepala negara dan pemerintahan merupakan hal wajar Presiden Jokowi dan pimpinan negara manapun berharap dapat berkomunikasi bertemu dengan Elon Musk. Bukan sekedar kepentingan ecek-ecek urusan duit dalam arti sempit. Namun menyangkut keseluruhan konsepsi pemikiran dan aktivitas Elon Musk yang diharapkan dapat memberikan kontribusi pada kemajuan di negara masing-masing.
Presiden Jokowi layak mendapat apresiasi dan bukan justru sinisme karena mampu menangkap potensi luar biasa yang diharapkan dapat mendorong kemajuan dunia teknologi serta diharapkan pula menanamkan investasi di negeri ini. Hanya sedikit saja kepala negara yang memiliki instink tajam seperti Presiden Jokowi, yang memiliki visi kemajuan bangsa Indonesia untuk menyongsong masa depan lebih baik.
Masyarakat Indonesia harus bangga karena memiliki Presiden yang berpikir jauh ke depan agar masyarakat Indonesia tidak ketinggalan dalam pengembangan teknologi. Hal lain lainnya adalah kelincahan Presiden Jokowi untuk ‘menggoda’ Elon Musk untuk menanam investasi di Indonesia.
KH. Cholil Nafis perlu memahami langkah Presiden Jokowi jika berhasil meyakinkan Elon Musk untuk menanam berinvestasi di Indonesia. Sungguh luar biasa dampak positifnya. Pertama, visi dan misi teknologi Elon Musk diharapkan menjadi inspirasi generasi muda Indonesia. Secara teknis jika dibangun perusahaan di Indonesia sebuah proses alih teknologi, akan diperoleh terutama oleh generasi muda Indonesia.
Kedua, perluasan lapangan kerja. Perusahaan apapun yang berinvestasi di Indonesia target utama dari pemerintah diharapkan dapat membuka lapangan kerja sehingga dapat menyerap tenaga kerja lokal. Itu artinya, dapat meningkatkan kesejahteraan sebagian masyarakat Indonesia.
Ketiga, output ekonomi. Jika ada investor asing masuk ke Indonesia untuk mengolah sumber alam, manfaat ekonominya sangat besar. Ya, peningkatan devisa jika produk yang dihasilkan dapat diekspor, pemasukan pajak dan pengembangan ekonomi di lingkungan tempat perusahaan berada. Hampir dipastikan akan mengeliat perkembangan ekonomi di daerah yang menjadi lokasi perusahaan.
Keempat, Elon Musk saat ini merupakan ikon dunia teknologi dan bisnis atau investasi. Sangat besar dampak psikologisnya terhadap perkembangan investasi karena akan mengundang investor lain, untuk berbondong-bondong berinvestasi di Indonesia.
Jelas, sangat tidak mudah meyakinkan seorang sekaliber Elon Musk. Dan seharusnya semua pihak memberikan dukungan moral dan opini positif kepada Presiden Jokowi, termasuk pula pembenahan regulasi dan birokrasi di negeri ini, agar makin menarik investor sehingga masyarakat Indonesia makin sejahtera.
Sangat jelas, pertemuan Presiden Jokowi dengan tokoh yang berpengaruh di dunia itu, bukan fragmen ecek-ecek sekedar urusan lintasan fulus dan fulus. Apa yang dilakukan Presiden Jokowi merupakan langkah besar untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia dalam seluruh aspek kehidupan, ya ilmu, ya kepentingan ekonomi, ya budaya profesional dan lainnya untuk mewujudkan Indonesia hebat. (*)
*Ketua Banggar DPR RI.