JAKARTA, Koranmadura.com – Menjelang Pemilu 2024, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) justru terindikasi terjadi gejolak di internal yang kalau tidak bisa dikelola dengan baik mengarah kembali ke perpecahan.
Itu terlihat dari pernyataan Irene Rusli Halil yang mengaku sebagai anak dari salah satu pendiri PPP dalam keterangannya di Jakarta, Selasa 21 Juni 2022.
Kegusaran Irene Rusli Halil terhadap kondisi PPP saat ini muncul karena elektabilitas PPP versi hasil survei Litbang Kompas sangat rendah atau hanya dua persen dan terancam tidak bisa lolos ke Senayan pada Pemilu 2024. Elektabilitas ini pun turun dari angka 2,8 persen dalam survei pada Januari 2022.
Menurut dia, kondisi ini adalah cerminan dari kondisi internal partai yang morat marit dan memprihatinkan selama kepemimpinan Ketua Umum Suharso Monoarfa. Karena itu, menurut dia, perlu ada pembaruan dan penyegaran.
“Saya sebagai salah satu anak pendiri partai sangat sedih melihat kondisi seperti ini. Maka ini harus segera diselamatkan,” ujar Irene Rusli Halil.
Ia meneruskan, “Saya pribadi dan banyak di luar sana yang masih menginginkan PPP ada. Memang penyegaran dan pembaruan lah yang bisa menyemangati PPP berlambang Kabah ini.”
Irene Rusli Halil menyebut, seharusnya figur pemimpin partai bisa menjalankan amanah sesuai dengan lambang partai. Dia berharap ke depannya agar PPP bisa tetap jaya, dengan mengimbau para petinggi untuk memperbaiki kondisi saat ini.
“Ini partai Islam berlambangkan Kabah, seharusnya figur yang memimpin partai harus amanah. Saya berharap dan mengharapkan orang-orang besar bisa loyalitas, agar PPP tetap ada dan jaya,” tutupnya. (Carol)