JAKARTA,koranmadura.com-Badan Anggaran (Banggar) DPR RI menyepakati asumsi dasar ekonomi makro dalam rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023.
Persetujuan dilakukan bersama pemerintah dan Bank Indonesia (BI).
“Terhadap berbagai hasil panitia kerja, apakah disetujui?” tanya Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah, Senin (27/6/2022).
“Setuju,” jawab peserta rapat kerja yang diikuti ketuk palu.
Said mengingatkan bahwa faktor ketidakpastian serta dinamika global yang dinamis masih tetap menjadi tantangan ekonomi ke depan.
Untuk itu, belum tentu kesepakatan ekonomi makro yang diputuskan sekarang akan sama dengan yang dibacakan dalam nota keuangan pada Agustus 2022 kelak.
“Ada momok yang kita hadapi, tantangan tidak mudah. Jadi asumsi makro yang diputuskan ini belum tentu seperti ini dalam nota keuangan,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut pemerintah akan terus memantau berbagai perkembangan terkini khususnya risiko ketidakpastian yang meningkat.
“Meski asumsi-asumsi disetujui, kami sangat terbuka untuk melihat. Jangan sampai karena kami terikat ke asumsi, situasi bergerak sangat cepat dan kami terikat sampai tahun depan, jika itu pun berubah nanti kami sampaikan di Nota keuangan, akan kami bahas lagi dan masih akan dibahas lagi dalam RAPBN,” tegasnya.
Postur makro fiskal 2023 terdiri atas pendapatan negara 11,19-12,24% terhadap produk domestik bruto (PDB) dan belanja negara 13,8-15,1% PDB, sehingga defisitnya 2,61-2,85% PDB.
Rasio utang hingga akhir 2023 pun diperkirakan akan sebesar 40,58%-42,35% PDB.
Pendapatan negara yang berkisar 11,19-12,24% PDB terdiri atas penerimaan perpajakan 9,30-10% PDB, PNBP 1,88-2,22% PDB, dan hibah 0,01-0,02% PDB.
Sedangkan pada belanja, terdiri atas belanja pemerintah pusat 9,85-10,90% PDB dan transfer ke daerah 3,95-4,20% PDB.
Berikut asumsi dasar ekonomi makro dalam RAPBN 2023 yang disepakati:
– Pertumbuhan ekonomi 5,3-5,9%
– Inflasi 2-4%
– Nilai tukar rupiah Rp 14.300-14.800/US$
– Tingkat bunga SUN 10 tahun 7,34-9,16%
Harga minyak mentah Indonesia (ICP) US$ 90-110 per barel
– Lifting minyak bumi 660.000-680.000 barel per hari
– Lifting gas bumi 1,5 juta hingga 1,15 juta barel setara minyak per hari.