SUMENEP, koranmadura.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Lembaga Studi Arus Literasi (LSAI) terus berupaya meningkatkan kemampuan masyarakat dalam hal literasi keuangan.
Sosialisasi literasi dan inklusi keuangan terus digalakkan kepada masyarakat dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi daerah, salah satunya di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.
“Tujuan kegiatan seperti ini, di antaranya, agar masyarakat menjadi lebih mengetahui berbagai macam produk keuangan. Karena semakin luas pengetahuan finansial masyarakat, maka akan semakin familiar dan mengenal produk keuangan di pasaran,” kata Direktur Eksekutif LSAI, Abrari, Senin, 20 Juni 2022.
Dengan begitu, sambung dia, masyarakat diharapkan lebih menjadi tahu cara memanfaatkan produk keuangan sehingga lebih berani untuk mencoba menikmati produk keuangan berdasarkan kebutuhannya.
Pada kegiatan sosialisasi literasi dan inklusi keuangan yang berlangsung di Aula Kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian ini, OJK bersama LSAI mengundangan dua pemateri kompeten.
Kedua pemateri dimaksud ialah Opon Sopandi (Pimpinan Cabang Bank Mandiri Sumenep) dan Rillia Aisyah Haris (Dosen Administrasi Publik Universitas Wiraraja Sumenep).
Dalam pemaparannya Opon Sopandi menyampaikan bahwa, literasi keuangan adalah pengetahuan dan keterampilan masyarakat terkait finansial agar mampu mengelola dan memanfaatkan keuangan secara maksimal.
“Sehingga masyarakat dapat memiliki bekal edukasi yang mumpuni terkait finansial dan dapat bijak dalam megambil sikap terkait dengan keputusan keuangan,” katanya.
Sementara inklusi keuangan, menurut Opon adalah ketersediaan akses pada berbagai lembaga, produk dan layanan jasa keuangan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sementara Rillia Aisyah Haris mengatakan, tujuan dari literasi keuangan ialah untuk meningkatkan literasi seseorang yang sebelumnya ‘less literate’ atau not literate menjadi well literate.
“Kemudian untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memilih dan memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan yang sesuai kebutuhan. Yang tak kalah penting agar masyarakat terhindar dari aktivitas investasi pada instrumen keuangan yang tidak jelas,” paparnya. (FATHOL ALIF/DIK)