JAKARTA, Koranmadur.com – PDI Perjuangan akan mengalami kerugian besar pada pemilu 2024 bila salah memilih calon presiden (capres) untuk bertarung pada pemilu presiden dan wakil presiden (Pilpres). Pasalnya, suara mereka potensial hilang secara signifikan bila tidak memilih capres sesuai keinginan rakyat.
Demikian benang merah hasil survei yang dilakukan lembaga survei Charta Politika yang dilakukan pada 25 Mei hingga 2 Juni 2022 yang hasilnya dirilis di Jakarta, Senin 13 Juni 2022.
Menurut temuan lembaga survei itu, dari simulasi 10 nama capres, sebanyak 68,5 persen pemilih PDI Perjuangan memilih Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai presiden pada Pilpres 2024. Hanya 9,7 persen yang memilih Prabowo Subianto dan 6,2 persen memilih Puan Maharani.
Para pemilih PDI Perjuangan juga ada yang memilih Sandiaga Uno sebanyak 1,7 persen, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (2,8 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (1 persen), Khofifah Indar Parawansa (1 persen), Erick Thohir (1,7 persen), Airlangga Hartarto (0,7 persen), dan Anies Baswedan (4,5 persen).
“Jadi memang jadi PR (pekerjaan rumah) besar untuk Mba Puan (Maharani) untuk membuat suara dari PDIP linier, karena yang dibutuhkan bukan hanya dukungan dari elite atau DPP,” kata Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya dalam rilisnya.
Lebih lanjut Yunarto Wijaya menjelaskan, “Yang jelas apa pun konstalasi di elite, kita hanya menunggu apa nanti keputusan Ibu Megawati Soekarnoputri, tapi 68,5% dari seluruh pemilih PDIP, yang jumlahnya 24,1% itu menyatakan memilih Ganjar Pranowo, dalam pertanyaan simulasi 10 nama pilpres.”
Temuan Charta Politika juga memperlihatkan bahwa PDI Perjuangan adalah partai yang paling banyak dipilih rakyat. Bila pemilu digelar saat suvei dilakukan maka PDI Perjuangan meraih suara 24,1 persen, paling tinggi di antara partai-partai politik lainnya. Artinya, PDI Perjuangan akan menjadi pemenang pemilu. (Carol)