SAMPANG, koranmadura.com – Wacana penggantian sapi meninggal akibat Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dengan bantuan uang tunai masih buram.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Disperta KP) Kabupaten Sampang, Suyono menyatakan wacana penggantian sapi meninggal akibat kasus PMK dengan uang diakuinya beberapa waktu lalu sempat terlontarkan.
Namun demikian, hingga saat ini pihaknya belum mendapat tindak lanjut informasi tersebut kaitannya dengan Petunjuk Teknis (Juknis) yang akan diterapkan.
“Memang kemarin sempat terlontarkan, tapi, kan, petunjuk teknisnya seperti apa, kami belum terima. Nanti, ya, ngikuti saja jika ada perintah, sehingga sapi-sapi yang masuk kategori kayak apa, kita nanti ngikuti petunjuknya,” ujarnya, Selasa, 28 Juni 2022.
Suyono menyampaikan salah satu kendala penanganan PMK di wilayahnya diakuinya yaitu salah satunya berkaitan dengan anggaran. Sehingga dengan wacana tersebut sangat tidak memungkinkan jika nantinya harus dianggarkan melalui anggaran di daerah.
“Yang jelas kami masih menunggu petunjuk itu. Sebab kalau sumbernya dari daerah kayak tidak mungkin. Beli obat saja tidak ada,” katanya.
Lebih jauh Suyono menyampaikan, pihaknya saat ini telah mendapat bantuan sebanyak 2.000 dosis vaksin PMK.
“Sampai Senin kemarin vaksinasi PMK sudah mencapai 48 persen atau kurang lebih sudah 968 dosis vaksin telah disuntikan ke sapi warga di 10 kecamatan,” terangnya.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Disperta KP) Kabupaten Sampang, pada 22 Juni 2022, total sebaran PMK diketahui sebanyak 3.905 kasus dengan jumlah sapi sakit 3.159 ekor sapi, kematian 30 ekor sapi, potong paksa ekor 9 sapi dan jumlah sapi sembuh 707 ekor sapi. Sedangkan pada 28 Juni, kasus PMK di Sampang naik menjadi 4.600 ekor sapi yang suspek. (MUHLIS/DIK)