PAMEKASAN, koranmadura.com – Banyak benda yang berbentuk manuskrip di Pamekasan, Madura, Jawa Timur masih belum terungkap.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten (Diskdikbud) Pamekasan, Akhmad Zaini belum terungkapnya benda-benda bersejarah tersebut disebabkan karena tulisannya ada yang memakai Bahasa Madura Pegon. Selain itu, tempatnya juga tidak diketahui.
“Lah, maka perlu ditelusuri, perlu dikaji setelah ada kajian kita lakukan klasifikasi,” jelas Akhmad Zaini, usai memberikan sambutan pada acara seminar Kajian Manuskrip dan Benda Museum di ruang Hotel Berlian, Selasa, 5 Juli 2022.
Klasifikasi yang dimaksudkan agar nantinya bisa dimasukkan dan dilestarikan dalam bentuk ajaran kepada siswa-siswi di sekolah.
“Misalnya tentang adat Madura, itukan perlu diajarkan kepada anak-anak. Norma-norma Madura itu, kan, perlu diajarkan. Etika, sejarah, dan sebagainya itu perlu diajarkan kepada anak anak. Agar pelestariannya itu sampai generasi-generasi yang akan datang,” tuturnya.
Menurutnya, pelestarian benda bersejarah ini tidak cukup hanya dijadikan benda yang ditempatkan di museum.
“Bukan sebagai benda yang perlu diungkap nilai-nilai yang perlu kita kaji. Kenapa harus di kaji, karena kita tidak tahu tempatnya di mana yang berjejer ditengah masyarakat. Meskipun ada yang ditemukan, tidak semua masyarakat mengungkapkan hal itu. Karena bahasanya tidak semua orang tahu,” tambahnya.
Menurut mantan Kepala Bagian Kesra Pamekasan tersebut, pihaknya sudah menemukan ratusan benda bersejarah tersebut, tapi masih menjadi milik individu.
“Kemungkinan kita alihmediakan, atau diduplikasi aslinya kita biarkan milik mereka. Tapi duplikasi ada di kita. Kan salah satu terpenting itu ada lah ajarannya kan begitu, kalau bendanya bisa jadi tidak diserahkan, tapi nggak apa-apa, paling tidak kita bisa menduplikasi,” jelasnya.
Mantan kepala perpustakaan umum tersebut mengatakan bahwa hingga saat ini yang ditemukan itu rata-rata yang berbau keagamaan tentang sejarah Madura. Sedangkan sejarah untuk Pamekasan belum ditemukan secara utuh.
“Yang banyak (ditemukan manuskrip) tentang keagamaan ya tentang keagamaan sejarah Madura, yang jarang sejarah Pamekasan, tapi pasti ada itu. Cuma belum kita temukan secara utuh. Kalau sebagian ada,” paparnya. (SUDUR/DIK)