JAKARTA, Koranmadura.com – Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto seolah-olah menyindir Partai Nasdem yang mencoba mengkorak kembali elektabilitasnya yang terpuruk dengan mencalonkan kader partai lain sebagai calon presiden (capres) untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024.
Salah satu capres yang diusulkan Partai Nasdem itu adalah kader PDI Perjuangan yang juga Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Ganjar Pranowo termasuk tiga figur yang memiliki elektabilitas tertinggi versi hampir semua lembaga bersama Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
“Kita tidak perlu ikut menanggapi apa yang dilakukan pihak lain. Ada satu partai yang elektoralnya turun, kemudian mencoba memunculkan kader partai lain, bahkan mencalonkan sosok yang seharusnya netral dalam politik. Hal-hal seperti ini biarkan rakyat yang menjadi hakim politik,” tegas Hasto Kristiyanto dalam keterangan tertulisnya di Jakarta Minggu 17 Juli 2022.
Padahal tugas paling penting partai politik, kata Hasto Kristiyanto, adalah menciptakan dan menghasilkan kader sebagai calon-calon pememimpin di semua tingkatan mulai dari kabupaten/kota hingga tingkat nasional.
Bila semua partai melakukan ini, maka tidak sepatutnya partai politik mencalonkan atau mengusulkan kader partai lain untuk menjadi pemimpin, termasuk untuk Pilpres 2024.
Partai Nasdem, lewat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Juni 2022 lalu sudah menetapkan tiga orang nama capres yaitu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa, dan Ganjar Pranowo.
Hanya saja, setelah menyebut nama Anies Baswedan sebagai salah satu capresnya, elektabilitas Partai Nasdem – menurut hasil survei beberapa lembaga – terjun bebas. Bahkan, partai yang identik dengan partai nasionalis itu terancam tidak lolos ke DPR karena tidak memenuhi syarat Parliamentary Threshold. (Carol)