JAKARTA, Koranmadura.com – Lembaga Survei Indonesia (LSI) menilai, Presiden Jokowi memiliki tiga alasan untuk menjadi king maker atau pemain kunci pada pemilu presiden dan wakil presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Pasalnya, Presiden Jokowi tidak bisa bertarung lagi karena dilarang konstitusi setelah menjabat selama dua periode.
Direktur LSI Djayadi Hanan di Jakarta Minggu 3 Juli 2022 mengungkapkan, alasan pertama bagi Presiden Jokowi menjadi pemain kunci pada Pilpres 2024 adalah terkait keberlanjutan proyek strategis yang sudah dijalankannya.
Untuk melanjutkan proyek-proyek strategis ini, Presiden Jokowi membutuhkan orang yang memiliki komitmen tinggi dan sangat dipercayanya menjalankan program-program tersebut. Termasuk soal proyek Ibu Kota Nusantara atau IKN.
“Karena orang khawatir, kalau dilanjutkan orang yang dianggap tidak mengerti betul apa yang diinginkan Jokowi, (proyek strategis) tidak berlanjut dengan berbagai alasan,” kata Djayadi Hanan.
Alasan kedua, lanjut Djayadi Hanan, Presiden Jokowi menjadi pemain kunci karena dia sudah terbukti berpengaruh sangat besar dalam memenangkan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka dan Wali Kota Medan Bobby Nasution. Keduanya adalah anak dan menantu Presiden Jokowi sendiri.
Kedua anak muda itu maju menjadi wali kota melalui PDI Perjuangan, partai di mana Presiden Jokowi juga menjadi anggotanya. Padahal, Presiden Jokowi bukan pimpinan struktural partai banteng moncong putih tersebut.
Sementara alasan ketiga adalah soal kemampuan Jokowi mempertahankan situasi ekonomi di tengah ancaman krisis global. Hal ini bisa menjadi daya tawar peluang Jokowi sebagai king maker di Pilpres 2024.
“Untuk itu menjadi king maker, bagi Jokowi yakni meningkatkan leverage-nya daya tawarnya. Daya tawarnya itu ada di kemampuan dia mempertahankan situasi ekonomi di tengah ancaman krisis ekonomi itu,” kata Djayadi Hanan lagi. (Carol)