SUMENEP, koranmadura.com – Selama satu bulan, yakni Juli 2022, tiga dosen Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (INSTIKA) Guluk-Guluk, Sumenep, Madura, Jawa Timur, meraih gelar doktor.
Mereka adalah Dr. Abd. Warits, M. Pd.I. (Dosen sekaligus Ketua Prodi Pascasarjana INSTIKA), Kiai Dr. Ahmad Majdi Tsabit, M.M. (Dosen sekaligus Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam INSTIKA), dan Dr. Ach. Khatib, S. Pd.I., M. Pd.I. (Dosen Sekaligus Wakil Dekan Fakultas Tarbiyah INSTIKA).
Abd. Warits meraih gelar doktor dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang setelah berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Manajemen Inovasi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam dalam Meningkatkan Daya Saing (Studi Multikasus di IAIN Madura dan INSTIKA Guluk-Guluk)” pada Jumat, 15 Juli 2022.
Sementara K. Ahmad Majdi Tsabit dikukuhkan sebagai Doktor pada Program Studi Ekonomi Syariah Program Doktor Pascasarjana UIN Surabaya, setelah berhasil mempertahankan hasil penelitian disertasinya berjudul “Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Diversifikasi Usaha Alumni Pesantren Annuqayah” di hadapan para penguji saat itu, Selasa, 26 Juli 2022.
Berikutnya ialah Ach. Khatib. Dia meraih gelar doktor dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung dengan predikat cum laude, Sabtu, 30 Juli 2022, kemarin.
Selain tepat waktu, Ach. Khatib berhasil meraih gelar doktor dengan predikat tertinggi karena berhasil mempertahankan hasil penelitian disertasinya berjudul “Kebijakan Pendidikan Difabel Pada Sekolah Inklusi (Studi Multi Kasus Kebijakan Pendidikan di Kantor Wilayah Kementerian Agama dan Dinas Pendidikan, Provinsi Jawa Timur)” di hadapan para penguji.
Sekadar diketahui, selain ketiga orang tersebut, pada 8 Juni 2022 lalu, Wakil Rektor II INSTIKA) K.H. Mohammad Hosnan, M.Pd., sukses meraih gelar doktor dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Gelar itu diperoleh setelah Kiai Hosnan mampu mempertahankan hasil penelitian disertasinya yang berjudul “Pendidikan Islam Wasathiyah dalam Pesantren Online (Studi Multi Situs di Pondok Pesantren Annuqayah dan Pondok Pesantren Nurul Islam, Sumenep, Jawa Timur)” di hadapan para penguji saat Sidang Promosi. (FATHOL ALIF/ROS/VEM)