JAKARTA, Koranmadura.com – Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polkam) Mahfud MD menilai, masyarakat jauh lebih objektif dalam menilai kinerja pemerintahan Presiden Jokowi dibanding pengguna media sosial. Hal itu terlihat dari hasil survei Indikator Politik Indonesia.
Berbicara di Jakarta Senin 11 Juli 2022, menanggapi hasil survei Indikator Politik Indonesia, Mahfud MD menilai, kesan-kesan kegagalan pemerintah hanya ditiupkan oleh segelintir pelaku media sosial. Ironisnya kesan-kesan itu ditiupkan secara brutal.
“Tetapi setiap ada survei selalu baik-baik saja gitu, masyarakat pada umumnya itu baik karena sebenarnya kesan-kesan kegagalan itu lebih banyak ditiupkan oleh medsos yang sangat brutal,” ungkap Mahfud MD.
Meski demikian, Mahfud MD yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), mengakui ada juga pelaku media sosial yang yang mendukung pemerintah.
Namun, apa yang ditiupkan di media sosial tidak mencerminkan hasil sebenarnya kinerja pemerintah, karena yang sebenarnya hasil-hasil survei yang dilakukan oleh lembaga-lembaga yang kredibel.
Contohnya, soal kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Di media sosial selalu dikatakan bahwa pelanggaran HAM berat di Indonesia disorot PBB, nyatanya tidak, karena ia baru saja berkunjung ke markas Dewan HAM PBB.
“Hak asasi manusia selalu saja pemerintah itu diserang jelek, sudah disoroti oleh PBB, PBB sudah membentuk tim yang akan menyelidiki pelanggaran HAM di Indonesia dan sebagainya. Itu ternyata hanya ada di medsos,” katanya.
Dia meneruskan, “Karena kemarin saya tanggal 13 dan 14 Juni datang sendiri ke Markas Dewan HAM PBB, sama sekali pemerintah Indonesia itu enggak dapat sorotan apa pun dalam penegakan hukum. Yang disorot justru Turki, Inggris, Rusia, Korea Utara, Brasil dan sebagainya. Ada 49 negara yang disebut. Itu 18 ya ada peningkatan, 31 itu memburuk. Dan di Indonesia tidak ada di situ,” pungkas Mahfud.
Survei Indikator Politik Indonesia pada Juni 2022 menunjukkan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Jokowi mengalami peningkatan dari hasil survei pada April 2022 lalu. Bahkan tingkat kepuasan ini mengalami kenaikan lebih dari tujuh persen dari sekitar 59 persen ke 67 persen.
Karena itu, kata Mahfud MD, pemerintah lebih percaya pada hasil survei lembaga-lembaga kredibel dibanding tiupan para pemakai media sosial. (Carol)