BANGKALAN, koranmdura.com – Garam ternyata bisa diolah beragam produk yang bernilai ekonomis lebih tinggi. Hal ini disampaikan Kepala Desa Banyu Sangkah, Kecamatan Tanjung Bumi, Bangkalan, Madura, Jawa Timur dalam pelatihan Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO).
Pengembangan inovasi garam ini merupakan upaya mengoptimalkan potensi hasil garam rakyat yang dikelola masyarakat.
“Masyarakat saya diberi pelatihan oleh PHE WMO, bagaimana cara mengolah garam jadi produk lain yang punya nilai ekonomis lebih. Acaranya dari tanggal 2-3 Juli,” kata Kepala Desa Banyu Sangkah, Abd. Syukur, Selasa 5 Juli 2022.
Terdapat 9 produk olahan yang telah uji coba dan dipraktikkan langsung oleh masyarakat Desa Banyu Sangkah, yakni terdiri dari 6 produk olahan pangan dan non pangan 6 produk olahan. Tentu olahan inovasi dari bahan garam ini ramah lingkungan.
“Non pangan seperti eco detergen (cair), sabun cuci tangan dan garam relaksasi. Yang pangan yaitu pembuatan dendeng ikan non komersil beserta bumbu dikemas, sea salt caramel, sea salt nougat candy, bumbu tabur, dan garam bumbu,” tutur dia.
Pengembangan inovasi produk fortifikasi garam ini merupakan rangkaian program pengembangan rumah garam yang telah dilaksanakan oleh PHE WMO sejak tahun 2018, namun sempat terhenti karena adanya kendala cuaca ekstrim dan Virus Corona.
“PHE WMO gandeng pihak akademisi dari Universitas Trunojoyo Madura untuk menerapkan teknologi tepat guna dan melakukan pelatihan produk fortifikasi garam untuk pangan non pangan” kata dia.
Kata Syukur kegiatan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat Desa Banyu Sangkah, karena sisi komersial membantu memberikan peluang untuk berwirausaha. Apalagi, imbuh dia, produk yang diolah merupakan produk ramah lingkungan.
“Semoga dengan pelatihan ini, kelompok bisa mengembangkan olahan produknya tidak hanya untuk sendiri tetapi juga bisa dijual,” tutup dia. (MAHMUD/DIK)