JAKARTA, Koranmadura.com – PDI Perjuangan berkomitmen meningkatkan kualitas demokrasi, antara lain dengan mengacu pada hasil penelitian para ahli, termasuk yang dihasilkan Burhanuddin Muhtadi.
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dalam acara Proses Kirim Data dan Dokumen PDI Perjuangan Calon Peserta Pemilu 2024 pada Sipol KPU RI di kantor DPP PDIP, Jakarta, Minggu 31 Juli 2022.
Dalam kesempatan itu, Hasto menunjukkan buku Burhanuddin Muhtadi yang berjudul “Kuasa Uang, Politik Uang dalam Pemilu Pasca Orde Baru”.
“Kami baru pelajari. Ini desertasi dari Burhanuddin Muhtadi tentang politik uang dalam pemilu pasca Orde Baru. Itu juga merupakan temuan yang sangat menarik, bagaimana PDI Perjuangan mempelajari hasil-hasil riset untuk meningkatkan kualitas demokrasi kita pada Pemilu 2024 yang akan datang, itu kami akan lakukan,” kata Hasto Kristiyanto.
Hasto Kristiyanto tertarik dengan buku ini ketika dia meminta masukan dari Burhanuddin Muhtadi terkait dengan penelitiannya dalam program doktoral di Sekolah Kajian Strategis Global Universitas Indonesia (SKSG UI) yang berjudul “Kepemimpinan Strategis Parpol tinjauan aspek ideologi, kultur, dan transformasik organisasi.”
“Saat berdiskusi, saya dikasih buku itu oleh Mas Burhanuddin. Bukunya sangat menarik untuk dibaca. Buku disertasi tersebut juga mencari jawaban terhadap apa pengaruh faktor-faktor politik dan desain kelembagaan terhadap perkembangan politik patronasi di Indonesia,” beber Hasto Kristiyanto yang juga gemar membaca buku.
Tentang buku itu, Hasto Kristiyanto menyebutkan, argumen utama buku tersebut adalah faktor-faktor konstekstual terutama penggunaan sistem pemilu proporsional terbuka dalam pemilu legislatif di Indonesia sangat penting dalam menjelaskan dinamika politik uang di Indonesia. Institusionalisasi parpol merupakan hal yang sangat penting di dalam mencegah politik uang.
Pria asal Yogyakarta itu melanjutkan, dengan mempelajari hasil penelitian untuk peningkatan kualitas pemilu tersebut, PDI Perjuangan terus membangun dirinya sebagai organiasi pembelajaran dengan menerapkan kaidah-kaidah ilmiah.
Sehubungan dengan itu, Hasto Kristiyanto berharap pemilu bukan kontestasi yang merusak persatuan bangsa. “Karena itu tidak boleh diisi dengan narasi-narasi yang memecah belah bangsa,” pungkasnya. (Carol)