Oleh: MH. Said Abdullah (*)
Beberapa hari terakhir ini menyelip informasi mengejutkan terkait sosok-sosok yang digadang-gadang akan tampil dalam konstestasi Pilpres 2024. Informasi itu menyeruak seakan membuyarkan hegemoni arus informasi, yang selama ini beredar di berbagai media.
Adalah berita tentang Ketua DPR Puan Maharani yang mengesankan dan mengejutkan itu. Mbak Puan sebagaimana disampaikan penggiat Media sosial Ismail Fahmi lewat twittnya ternyata merupakan tokoh paling sering dibicarakan dalam nada positif. Tak sekedar jadi topik tapi selalu dilihat secara positif.
Soal Mbak PM, panggilan akrab Puan Maharani dalam nada positif itu disampaikan Ismail berdasarkan pengamatan Drone Emprit. Sebuah inovasi produksi data kekinian. Drone Emprit ini merupakan sebuah sistem yang berfungsi untuk memonitor serta menganalisa media sosial dan platform online yang berbasis teknologi big data. Drone Emprit menggunakan keahlian Artificial Intelligence dan Natural Learning Process (NLP).
Dikembangkan pada tahun 2009 di Amsterdam, Belanda oleh Ismail Fahmi, Ph.D melalui Media Kernels Netherlands, sistem ini mampu menyajikan peta analisis jejaring sosial mengenai bagaimana suatu topik menjadi obrolan hangat hingga menjadi trending topic, siapa yang pertama menyebarkannya, dan siapa saja grupnya.
Perangkat Don Emprit ini sangat matematis, berdasarkan data-data riil. Angka-angka yang terpapar berdasarkan fakta-fakta riil, yang kasat mata sehingga siapapun dapat melihatnya. Karena merupakan sebuah sistem komputerisasi, perhitungan sepenuhnya atas dasar fakta dan data obyektif. Ibaratnya, semua terpapar jelas, tegas tanpa tedeng aling-aling.
Berbeda dengan methode survei yang merekam persepsi, pemikiran dari sebagian kecil masyarakat. Survei bisa subyektif apalagi jika sejak awal sudah dirancang untuk kepentingan tertentu. Misalnya ketika akan menyodorkan pertanyaan kepada masyarakat untuk menentukan sikap berdasarkan pilihan tertutup. Nah untuk menentukan siapa yang akan dipilih ‘dalam pilihan tertutup’ subyektivitas mudah terjadi.
Posisi Mbak PM yang menempati posisi puncak tokoh yang dibicarakan dalam nada positif berdasarkan data Drone Emprit, riil dan obyektif. Ini menggambarkan bahwa masyarakat melihat Mbak PM benar-benar menjalankan amanah kepercayaan rakyat. Masyarakat mengetahui kinerjanya baik ketika menjadi Menko maupun saat ini sebagai Ketua DPR RI.
Perbincangan dalam perspektif positif ini tentu saja sangat luar biasa yang menggambarkan apresiasi atau penghargaan masyarakat kepada Mbak PM. Sekedar jadi perbincangan saja, bermakna sebatas popular. Atau bisa jadi bermakna sebaliknya, sering jadi pembicaraan sehingga makin dikenal namun dalam perspektif negatif atau buruk. Apalagi sampai menjadi public enemy.
Di era media sosial, bagian dari perkembangan dasyat kemajuan informasi dan komunikasi, masyarakat makin cermat memberikan penilaian atau pandangan kepada pejabat publik. Berbagai upaya membungkus diri menggunakan media sosial memang mampu menaikkan popularitas. Namun, populer di sini dapat bermakna beragam. Bisa saja, populer namun jadi perbincangan negatif, pelampiasan kekecewaan, sinisme, kecaman dan hal buruk lainnya.
Mbak PM alhamdulillah ternyata sedikit dari sekian tokoh yang sangat populer dalam nada positif. Masyarakat ternyata mengetahui siapa yang sungguh-sungguh mengabdi dan berkerja, tidak sekedar bermanis ria di Media Sosial. (*)
*Ketua Banggar DPR RI.