JAKARTA, Koranmadura.com – Politikus Partai Gerindra, Kamrussamad mengingatkan Presiden Jokowi untuk berhati-hati terhadap janji manias dan pujian dari International Monetary Fund atau IMF.
Pasalnya lembaga keuangan dunia itu pernah menjerumuskan Indonesia sehingga mengalami krisis parah pada 1997-1998 yang berbuntut pada krisis politik.
“IMF sudah terlalu sering menyebut dunia dalam ketidakpastian. Krisis akan terjadi dan seakan-akan ketakutan sengaja diciptakan untuk menjadi pintu masuk resep-resep IMF,” kata Kamarussamad dalam keterangan tertulisnya di Jakarta Senin 18 Juli 2022.
Salah satu keterlibatan IMF dalam keterpurukan ekonomi Indonesia, kata Kamrussamad, terjadi dalam krisis 1997-1998. Ketika itu tawaran dan usulan solusi dari IMF tidak manjur menyelamatkan perekonomian Indonesia.
“Belajar dari krisis 1997, resep IMF alih-alih menyehatkan justru membuat kondisi perekonomian Indonesia terpuruk. Resep IMF yang berujung pada penandatanganan Letter of Intent (LoI) dua kali, tidak menyelesaikan apapun. Kondisi Indonesia malah semakin buruk. Rupiah semakin terpuruk. 16 Bank dilikuidas. Rush terjadi di mana-mana,” kata Kamrussamad.
Sehubungan dengan itu Kamarussamad meminta, “Presiden Jokowi jangan begitu saja percaya dengan lIMF. Karena bukan tidak mungkin ada skenario yang diciptakan untuk menutupi ketidakmampuan IMF dalam menangani tantangan ekonomi global. Atau, perlu diantisipasi adanya skenario inflasi tinggi, agar resep-resep IMF bisa dijalankan di negara-negara yang terkena krisis.”
Kamrussamad memberikan tanggapan setelah Presiden Jokowi menerima Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Minggu 17 Juli 2022.
Kepada Kristalina Georgieva, kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang menjelaskan isi pertemuan tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa kondisi perekonomian Indonesia dalam keadaan yang baik. (Carol)