PAMEKASAN, koranmadura.com – Pelatihan wirausaha baru (WUB) hasil gagasan Bupati Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Baddrut Tamam sudah dirasakan dampak ekonominya.
Seperti yang dialami perajin batik, Juma’ati (70), warga Dusun Nong Tangis, Desa Rek Kerek Kecamatan Palengaan Pamekasan. Sebagai perajin batik yang sebelumnya tidak bisa dijadikan mata pencarian lantaran daya jual rendah, batik kini mulai bergeliat kembali setelah di desanya ada produksi songkok batik.
Produksi songkok batik tersebut, merupakan hasil pelatihan WUB yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan. Batik yang dijadikan bahan songkok merupakan hasil kerajinan warga desa setempat. Artinya, batik tidak lagi hanya untuk baju, melainkan telah merambah kepada produk lain yang dapat mendorong tingginya permintaan batik.
“Sekarang sudah mulai bagus lagi penjualan batik, karena tidak hanya untuk baju atau sarung, tetapi sekarang sudah ada songkok batik juga,” Juma’ati, Rabu, 27 Juli 2022.
Menurutnya, puluhan tahun perajin batik di desanya sempat beralih ke pekerjaan lainnya untuk mendapatkan penghasilan lebih besar. Namun, saat ini sebagian perajin mulai kembali kepada profesi awal setelah permintaan batik meningkat.
“Saya tidak hanya membatik sendiri, tapi saya sekarang punya tujuh pekerja. Sebagiannya saya kerjakan sendiri biar bagus, tidak rusak. Karena saya menjaga kualitas,” tambahnya.
Ia berharap daya jual batik tetap tinggi supaya perajin tetap menggeluti kerajinan warisan nenek moyang tersebut, terutama anak-anak bagi anak muda.
“Ayo membatik lagi, biar batik sebagai warisan nenek moyang ini tidak hilang di pasaran,” ajaknya. (ADV/SUDUR/DIK)