SAMPANG, koranmadura.com – Menjelang musim kemarau, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, menginventarisasi kurang lebih sebanyak 63 desa dalam kategori desa kering kritis.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Sampang, Asroni menyampaikan, data desa kekeringan saat ini kurang lebih sebanyak 63 dari 180 desa yang ada di Kabupaten Sampang. Menurutnya, jumlah desa dengan kategori kekeringan kritis tersebut lebih rendah dari tahun 2021 lalu.
“Jumlah saat ini lebih rendah dibandingkan dengan 2021 lalu yang mencapai sebanyak 74 desa dan satu Kelurahan yang masuk kategori kritis,” paparnya, Senin, 30 Agustus 2022.
Asroni mengatakan, jumlah 63 desa yang masuk kategori kering kritis saat ini tersebar di 10 dari 14 Kecamatan yang ada di Sampang. Sedangkan desa-desa yang berada di empat kecamatan yakni di Kecamatan Camplong, Jrengik, Omben dan Ketapang tidak masuk dalam kriteria tersebut. Data- data itu, diambil dari laporan melalui Kecamatan setempat dan dilakukan rapat koordinasi bersama OPD terkait untuk meninjau kembali fakta di lapangan.
“Kami kasih waktu satu minggu untuk kecamatan mendata daerahnya yang masuk kategori kering kritis. Dan satu minggu lagi dilakukan pengecekan dan penyerahan data,” terangnya.
Lebih jauh Asroni menyampaikan, kriteria desa dengan kategiri kering kritis yaitu apabila daerah desa tersebut diketahui jarak antar rumah dari sumber air lebih dari lima kilo meter.
“Ukurannya melihat jarak dari rumah ke tempat sumber mata air serta sulitnya daerah menggunakan air untuk masak, cuci dan minum,” ujarnya. (MUHLIS/ROS/DIK)