BANGKALAN, koranmadura.com – Sejumlah aktivis yang mengatasnamakan Himpunan Mahasiswa Bangkalan (HIMABA), Madura, Jawa Timur, melakukan demo ke kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat, Kamis 1 September 2022.
Aksi mereka ingin menyampaikan penolakan wacana kenaikan harga BBM. Pendemo berusaha masuk ke gedung DPRD. Namun belum diizinkan pihak dari dewan. Akibatnya, kemarahan pendemo memuncak sehingga saling dorong dengan petugas kepolisian.
Ketua HIMABA, Zain menuturkan bahwa, dirinya bersama massa aksi yang lain ingin masuk gedung DPRD Bangkalan karena ingin menyampaikan aspirasi dari rakyat terkait wacana kenaikan harga BBM. Dia juga memberikan garansi di dalam gedung tidak akan melakukan kericuhan.
“Ketua DPRD izinkan kami masuk dalam ruangan untuk berdiskusi. Jangan adu saya dengan polisi. Jika dewan mengizinkan masuk, pasti polisi tidak halangi kami,” kata dia.
Menurut dia, wacana kenaikan harga BBM perlu disikapi oleh pihak DPRD. Mengingat kondisi ekonomi di Bangkalan saat ini masih belum stabil, akibat wabah virus Corona. Kata Zian, tentu dengan naiknya harga BBM akan membuat masyarakat menjerit.
“Jika BBM naik, maka semua bahan pokok ikut naik. Sementara ekonomi kita belum stabil. Banyak pekerja putus kerja karena virus Corona. Kondisi ini perlu diperhatikan oleh pemerintah,” kata dia.
Sekitar 3 jam lamanya massa aksi bertahan di depan DPRD. Mereka sepertinya sudah kompak tidak akan membubarkan aksinya sebelum masuk gedung DPRD. Beruntung dengan upaya konsolidasi antara pendemo dengan dewan, polisi memberi izin masuk.
Di depan beberapa anggota DPRD Bangkalan, Zain mendesak agar aksi penolakan wacana kenaikan tersebut disampaikan ke DPR pusat. Sehingga nanti bisa jadi pertimbangan dalam memberikan usulan dewan terkait harga BBM.
“Kami meminta ketua dewan harus menyampaikan aspirasi kami ke pemerintah pusat,” kata dia.
Sementara Ketua DPRD Kabupaten Bangkalan, Muhammad Fahad menyambut baik penyampaian aspirasi penolakan harga BBM. Namun yang perlu dipahami, pendemo tidak boleh anarkis. Jika tidak, maka terpaksa pihak dewan menolak untuk masuk.
“Sejatinya kita well come, yang penting tidak merusak fasilitas negara. Karena kami juga berhak menjaga fasilitas negara,” ucap dia.
Perihal tuntutan yang disampaikan oleh pihak HIMABA, Fahad sapaan akrab Muhammad Fahad berjanji akan meneruskan ke DPR pusat. Sejatinya, kenaikan harga BBM perlu dikaji terlebih dulu agar tidak menjadi persoalan di kemudian hari.
“Kami siap menyampaikan aspirasi rakyat ke pemerintah pusat DPR pusat,” ujar dia. (MAHMUD/ROS/VEM)